JAKARTA – Kalau biasanya yang viral itu orang masak mie instan pakai gaya ninja, atau bikin prank pura-pura jadi gorengan di pinggir jalan, kali ini dunia maya ciut sejenak, ngaca, dan berkata: “MasyaAllah, masih ada manusia model begini.”
Dialah Agam Rinjani, relawan SAR lokal yang bukan cuma punya tenaga badak, tapi juga hati selembut kapas bayi baru mandi. Ia mendadak viral usai aksi heroiknya menyelamatkan—lebih tepatnya mengevakuasi jasad Juliana, seorang pendaki asal Brazil yang terjatuh di jalur maut Gunung Rinjani, bikin netizen dari Sabang sampai Sao Paulo menitikkan air mata dan lupa ngelike video TikTok joget.
“Saya nggak tega ninggalin dia sendirian di tebing. Saya tidur di samping jasadnya,” ucap Agam, sambil menatap kosong ke kamera, kayak bintang film India yang kehilangan tokoh utama.
Tahan dulu tangisnya, Sobat Netijen. Ceritanya makin bikin dada sesek.
Juliana, sang pendaki dari negeri Samba, tewas setelah terjatuh di rute curam bak harga cabe di musim paceklik. Tim SAR lokal, termasuk Agam, langsung bergerak cepat menembus medan yang tidak cocok untuk yang jomblo lemah mental.
Dengan berbekal nyali sekuat tulang rusuk emak-emak yang ditanya “kapan nikah?”, Agam dan tim mendaki, menyusur, dan merangkak demi menemukan posisi korban. Setelah jasad ditemukan, cuaca berubah drama: mendung, hujan, dan tanah longsor mengintip seperti debt collector.
Evakuasi tak bisa dilakukan langsung. Dan di sinilah puncaknya: Alih-alih turun, Agam memilih tidur di tebing, bersebelahan dengan jasad Juliana.
“Saya rasa ini yang paling manusiawi saya lakukan…” kata Agam, dan seluruh bangsa langsung menghapus notifikasi belanja online mereka.
Dari Gunung ke Dunia Maya: Agam Jadi Viral
Netijen pun seperti disambar petir. Tapi bukan karena hoaks, kali ini karena keharuan level langit ketujuh.
Kolom komentar penuh doa dan pujian. Tagar #AgamRinjani #PahlawanRinjani #JulianaBrazil merajai TikTok, Instagram, bahkan menggeser video kucing naik odong-odong. Netizen Brazil ikut nimbrung, ngucapin terima kasih, bahkan ada yang ngajak Agam liburan ke Rio de Janeiro. Waduh, jangan-jangan nanti viral lagi karena jadi rebutan emak-emak Latin.
“Kami mungkin kehilangan Juliana, tapi dunia melihat ada manusia luar biasa bernama Agam Rinjani,” tulis salah satu komentar yang bikin mimin nangis pakai sendok sayur.
Tanda Jasa? Tanda Tanya!
Aksi Agam membuat banyak pihak tergerak: “Mana penghargaan dari negara? Mana piagam dari dunia?”
Tapi seperti biasa, penghargaan kadang datangnya kayak sinyal di gunung: lemot dan suka putus.
Padahal Agam udah ngasih contoh bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu nggak perlu pake jas, cukup pake jaket SAR dan hati tulus.
Petruk Komentar:
“Lha kok yang begini justru diem-diem bae? Coba kalau orang viral karena joget di zebra cross, langsung masuk TV! Tapi Agam, yang tidur bareng mayat demi kemanusiaan, malah mesti nunggu warganet teriak-teriak dulu biar dihargai. Negeri ini emang kadang suka tepuk tangan buat hal-hal receh, tapi malah pelit tepuk buat yang bikin merinding.”
Gareng Menimpali:
“Agam, kowe wong waras, di tengah dunia sing wis podo edan! Tetep kuat, le! Jangan mau disulap jadi seleb medsos demi konten. Tapi kalau ada undangan dari Brazil, aku siap nemenin, jadi penerjemah bahasa cinta… hehehe.”
Akhir Kata: Di atas gunung, di bawah langit, Agam Rinjani menunjukkan pada kita semua, bahwa keberanian dan kemanusiaan itu nggak butuh panggung. Kadang, cukup dengan satu malam di tebing, bersama seseorang yang telah pergi, untuk menunjukkan siapa sebenarnya yang patut jadi panutan.
Kalau kamu tersentuh, share berita ini. Jangan cuma share gosip artis ketahuan jalan sama mantan ya, lur…