Jakarta, GarengPetruk.com — Panitia Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 ternyata bukan cuma jago bikin rilis dan rapat Zoom! Mereka juga bisa lobi kelas berat! Buktinya, Rabu (2/7), rombongan panitia ini menyambangi dua alamat penting negara: kantor Menteri Hukum serta Mabes TNI Cilangkap. Bukan buat sidang skripsi, tapi buat ngundang langsung dan nyari restu untuk gelaran akbar: Kongres Persatuan PWI 2025.
Dalam lawatan penuh senyum dan formalitas setengah hangat, mereka disambut Menkum Supratman Andi Agtas dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi. Keduanya menyatakan dukungan. Bahkan berjanji hadir! Luar biasa, panitia ini gak main-main, kayak peliputan pemilu tapi versi damai.
“Pak Presiden titip ke saya bagaimana PWI harus solid. Pemerintah berharap agar PWI ini bersatu karena sebagai wadah sosialisasi program pemerintah sekaligus pilar demokrasi kita,” kata Menkum dengan nada yang kalau diukur, skornya 9,5 dari skala kelegaan.
Yang menarik, Menkum sempat menghela napas panjang sebelum ngomong soal “islah” PWI.
“Saya menyambut baik proses islah PWI. Akhirnya menemukan solusi, tinggal formalitasnya.”
Hmmm… tinggal formalitas, katanya. Tapi kita semua tahu, kadang formalitas itu justru plot twist drama utamanya!
Sementara di Mabes TNI, sambutan dari Kapuspen TNI juga tak kalah hangat. Bahkan ada aroma persatuan TNI-PWI versi “kembali ke laptop!” Semua pihak disapa, dijelaskan, dan diundang secara lisan — gaya klasik wartawan senior: “Ngopi sambil diskusi, hasilnya aksi!”
Dari Dua Kubu ke Satu Meja: Kongres PWI 2025 atau Reuni Akbar?
Hadir dalam pertemuan ini dua wajah “legendaris” dari kubu berbeda: Zulmansyah Sekedang dan Muhammad Iqbal Irsyad yang hadir mewakili Hendry Bangun. Wah, kalau ini bukan sinyal islah, mungkin cuma kurang peluk-pelukan doang!
Ketua SC, Zulkifli Gani Ottoh, berharap kongres ini bukan cuma ganti pengurus tapi juga ganti suasana: dari panas ke adem, dari sindiran ke pelukan, dari konflik ke konklaf!
“Kita ingin ini jadi babak baru PWI yang utuh, kuat, dan bermartabat,” kata Zulkifli sambil menahan rasa rindu akan masa-masa PWI masih satu suara, bukan dua mic.
Ketua OC Marthen Selamet Susanto dan Wakilnya Raja Pane menegaskan bahwa semua proses menuju kongres ini dibangun dalam semangat persaudaraan, bukan persaingan follower medsos.
“Ini bukan kompetisi like & subscribe, tapi tentang menyatukan kembali yang sempat tercerai,” ujar Raja Pane, yang kayaknya cocok juga jadi mediator sinetron keluarga.
Tema Kongres: “Bangkit dan Bersatu”, Bukan “Bingung dan Berpisah”
Kongres yang dijadwalkan 30 Agustus 2025 ini mengusung tema “Bangkit dan Bersatu” — sebuah mantra wartawan yang sudah terlalu sering bangkit, tapi belum tentu bersatu. Tapi kali ini, katanya serius. Bahkan Anggota Dewan Pers Totok Suryanto ikut berharap:
“Kalau bisa, Pak Presiden Prabowo hadir langsung!”
Wah, kalau Presiden hadir, semoga bukan untuk menyaksikan debat ulang antar kubu, ya!
Gareng Nyelutuk:
“Kongres Persatuan ini ibarat nasi uduk pagi hari — semua lauk harus rukun dalam satu bungkus. Ada telur, bihun, dan sambal yang pedesnya menyadarkan: oh iya, ini waktunya kita duduk bareng lagi, bukan saling sikut. Kalau pemerintah dan TNI saja bisa hadir, masak sesama wartawan gak bisa hadir… dalam satu hati?”
(Redaksi GarengPetruk.com — Tempat ngopi dan ngelawak demi demokrasi yang tetap lucu, namun bermartabat.)















