Gilimanuk, garengpetruk.com – Laut Bali dini hari tadi mendadak gelisah, bukan karena mantan datang bawa undangan nikah, tapi karena KMP. Tunu Pratama Jaya terbalik di tengah lautan! Kapal yang biasa mengantar manusia dan mobil lintas Jawa-Bali itu kini malah nyungsep kayak sandal jepit masuk selokan!
Kejadiannya berlangsung Rabu dini hari (2/7/2025) pukul 00.16 WITA, saat orang-orang di daratan masih enak mimpi makan ayam geprek. Sementara itu, kapal malang ini minta tolong lewat Channel 17, bukan siaran dangdut, tapi frekuensi darurat laut.
“Mesin bocor, lampu mati, kapal blackout, kapten panik, ombak bingung mau nyelamatin siapa dulu,” begitu kira-kira isi komunikasi dramatis yang terdengar dari radio pelabuhan Gilimanuk.
Menurut petugas Syahbandar, kapal itu mengalami kebocoran di ruang mesin. Nah loh! Ruang mesin, bos! Tempat vital itu bocor, kayak negara yang APBN-nya jebol. Gak lama setelah teriak minta tolong, kapal nyungsep terbalik, hanyut ke selatan, kayak hati yang patah tapi pura-pura kuat.
Kapal 3888 Ikut Melapor
Kapal lain bernama KMP. Tunu Pratama Jaya 3888 (bisa jadi sodara kembarnya), ikut jadi saksi bisu yang nyaksiin kapal utama jungkir balik. Ia langsung mengontak LPS Gilimanuk, lapor koordinat dengan gaya militer:
“-08°09.371′, 114°25, 1569′. Target tenggelam, over.”
Sampai berita ini ditulis, tim SAR dan Polairud masih standby di pelabuhan, nunggu kabar pasti dari lokasi kejadian. Belum jelas berapa jumlah penumpang, awak kapal, dan apakah ada barang bawaan seperti motor, mobil, atau kenangan yang belum sempat dibawa pulang.
Gareng Melaut: Laut Boleh Tenang, Tapi Keselamatan Jangan Dianggap Sepele!
Kejadian ini jadi catatan penting. Keselamatan pelayaran kita bukan hanya soal pelampung, tapi juga soal mentalitas: apakah kapal hanya mengandalkan nasib, atau memang siap hadapi risiko?
“Kapal bisa tenggelam, tapi jangan sampai kewaspadaan juga ikut karam. Giliran udah kejadian, baru semua panik, bikin siaran pers. Padahal, sebelum berangkat bisa dicek dulu itu mesin, jangan cuma dicek siapa yang jadi penumpang VIP,” ujar Petruk dari dermaga sambil menatap horizon penuh filosofi.
Kesimpulan dari Laut:
KMP. Tunu Pratama Jaya boleh terbalik, tapi jangan sampai logika dan tanggung jawab ikut kebalik.
Kapal itu bernama “Pratama Jaya”, tapi kali ini tidak jaya—bahkan kalah oleh kebocoran kecil yang berujung tragedi besar.
Semoga seluruh awak dan penumpang selamat, dan semoga juga pihak berwenang gak cuma datang setelah kapal tenggelam, tapi juga datang sebelum tragedi terulang.
(Redaksi GarengPetruk.com – Laut boleh luas, tapi kritik kami tetap tajam dan santai.)
















