Gareng: Petruk, kabar terbaru dari Senayan bikin kita geleng-geleng kepala. Ada sembilan BUMN yang utangnya di Bank BJB mencapai Rp3,5 triliun dengan bunga nol persen!
Petruk: Waduh, Gareng! Itu bukan utang, itu namanya sumbangan dari bank daerah ke BUMN. Bunga nol persen? Bank BJB jadi lembaga amal sekarang?
Gareng: Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Dr.H.Mulyadi, yang juga wakil dari Jawa Barat, mengungkapkan hal ini langsung ke Menteri BUMN, Erick Thohir. Katanya, manajemen Bank BJB sudah mengeluh karena beban utang tersebut.
Petruk: Kasihan Bank BJB, Gareng. Mereka seharusnya mendukung pembangunan daerah, bukan malah dibebani utang BUMN yang bunganya nol persen.
Gareng: Betul, Petruk. Dr.H.Mulyadi juga menyoroti bahwa BUMN seharusnya membantu pengembangan wilayah, bukan sebaliknya. Tapi kenyataannya, bank daerah justru terbebani.
Petruk: Ini seperti cerita si kancil yang licik, Gareng. BUMN yang besar dan kuat malah memanfaatkan bank daerah yang kecil.
Gareng: Dan yang lebih aneh lagi, bunga utangnya bisa nol persen sampai tiga persen. Itu bukan bunga, itu rumput liar!
Petruk: Ha-ha-ha! Gareng, kita harus hati-hati. Jangan-jangan nanti kita disuruh bayar utangnya juga.
Gareng: Tenang, Petruk. Kita rakyat kecil, tapi suara kita besar. Semoga para pemimpin mendengar dan memperbaiki kebijakan yang merugikan daerah.
—
Catatan:
Kisah ini adalah sindiran dari Gareng dan Petruk terhadap fenomena utang BUMN di bank daerah dengan bunga nol persen. Semoga menjadi refleksi bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan negara dan daerah.