Situbondo — Di tanah yang dikenal dengan ombak tenang dan warung pecel terenak, kabar baik datang bergulung dari Pemkab Situbondo: Bansos PKEUEP (Program Kemiskinan Ekstrem Usaha Ekonomi Produktif) resmi disalurkan ke 542 warga, Kamis 24 April 2025. Dan bukan cuma surat cinta dari pemerintah, tapi benar-benar duit: Rp1,5 juta per orang. Sungguh, kalau ini bukan kabar baik, Petruk rela potong jambul.
Acara bagi-bagi rejeki ini digelar serentak di berbagai kantor desa dan tempat pelayanan masyarakat. Bupati Situbondo, Mas Rio—yang namanya lebih ngepop dari penyanyi koplo—turun langsung bareng Wakil Bupati Ulfiyah. Turun ke rakyat, bukan cuma buat salaman, tapi buat salurkan harapan.
Mas Rio: “Bansos Ini Bukan Buat Beli Gorengan, Tapi Bikin Gorengan!”
Dengan wajah penuh semangat, Mas Rio memberi wejangan bak motivator keliling: “Gunakan bantuan ini untuk usaha, bukan konsumsi sesaat.”
Alias, duit Rp1,5 juta itu bukan buat beli HP baru, bukan buat nyicil knalpot brong, apalagi main slot. Tapi buat modal: jualan cilok, ternak lele, atau buka jasa ketik lamaran kerja (yang nyari kerja, banyak!).
Mas Rio menyentil manis: “Ada yang 15 tahun terima bantuan, tapi tetap miskin. Kenapa? Karena dananya nggak jadi usaha, tapi jadi asap rokok dan kuota TikTok.”
Petruk cuma bisa geleng-geleng sambil nyeruput kopi sachet.
Kail Sudah Diberi, Tinggal Mau Mancing Apa Mager
Mas Rio pakai analogi yang mantap: bantuan ini ibarat kail, bukan ikan. Kalau setelah dapat kail masih nganggur dan ngeluh, berarti bukan nasibnya yang jelek, tapi niatnya yang belok.
Dan yang bikin Gareng kagum, Mas Rio juga serius soal pendidikan. Beliau bilang kalau ada anak mau kuliah tapi gak punya biaya, tinggal bilang ke dia. Lha, ini bupati kok kayak bapak asuh se-kabupaten! Mantap, Mas.
Ulfiyah: “Bantuan Ini Harus Tepat Sasaran dan Berkelanjutan”
Wakil Bupati Ulfiyah juga tak kalah bijak. Beliau menegaskan, program ini harus jadi kerja bareng: pemerintah, masyarakat, dan perangkat desa harus sinergi.
Alias, jangan sampai bantuan malah mampir ke rumah yang gentengnya emas, sementara si Mbah penjual tempe di pinggir jalan cuma disuguhi janji manis.
Sindiran Halus ala Gareng:
Bansos ini niatnya mulia, tapi seringkali nasibnya seperti sandal hilang di masjid: datangnya bareng, pulangnya nggak jelas. Maka, kuncinya bukan cuma di pemerintah, tapi juga warga. Jangan mentang-mentang dikasih Rp1,5 juta langsung traktir soto se-RT. Nanti usaha malah tinggal wacana.
Petruk Pesan Singkat:
Buat warga Situbondo yang terima bantuan, ingat: duit ini bukan untuk jadi kaya raya, tapi biar hidup lebih berdaya. Kalau kamu bisa mengubah Rp1,5 juta jadi usaha yang jalan, maka kamu bukan penerima bantuan lagi, tapi pelopor perubahan!
Akhir Kata dari Gareng & Petruk:
Bantuan sosial itu seperti benih. Kalau ditanam, disiram, dan dirawat, bisa tumbuh jadi pohon rejeki. Tapi kalau ditinggal main gaple, ya jadinya cuma kabar basi di Koran pagi.
Selamat berkarya, Situbondo! Bansos bukan akhir dari masalah, tapi awal dari harapan.