Jembatan Kaliputih di Desa Rambipuji, yang biasanya hanya dilewati truk tebu dan motor yang suka nyalip dari kanan kiri, mendadak jadi lokasi “wisata dadakan” warga. Pasalnya, telah ditemukan sesosok mayat laki-laki tanpa identitas, tergeletak damai di bawah jembatan seperti orang yang kelelahan sehabis mikirin harga beras yang makin nggak santai.
Korban diperkirakan berusia sekitar 40 tahun, dan menurut warga, sudah beberapa hari terakhir ini nongkrong di bawah jembatan. Tapi bukan buat mancing atau main catur, melainkan tampak lemas tak berdaya. Mungkin dia sedang kontemplasi hidup… atau nunggu bansos yang tak kunjung datang.
Kasun Kaliputih, Pak Rudy Harianto, sigap seperti superhero lokal. Begitu dapat kabar dari warga sekitar pukul 09.00 WIB, beliau langsung turun ke lokasi. “Saya langsung hubungi perangkat desa dan polsek, soalnya ini bukan hal yang bisa diselesaikan pakai minyak angin,” ujarnya serius tapi santai, sambil menyeka keringat pakai sapu tangan batik khas kasun.
Kapolsek Rambipuji, Bapak Eko Yulianto, SH, membenarkan bahwa korban meninggal bukan karena duel silat atau diserang zombie. “Tidak ditemukan tanda kekerasan. Dugaan kuat, korban meninggal akibat busung lapar,” ujar beliau. Sebuah kalimat yang seharusnya bikin kita semua nggak ketawa, tapi justru bikin nyesek di ulu hati.
Busung lapar, saudara-saudara! Di negeri yang katanya agraris ini, masih ada orang meninggal karena nggak makan. Sementara di atas sana, rapat soal anggaran makan rapat bisa mencapai miliaran. Ironi seperti ini cuma bisa dikomentari dengan satu kata: Ndlogok!
Korban sudah dibawa ke Puskesmas Rambipuji, dan jika dalam beberapa hari tak ada yang mengenali atau mengaku sebagai keluarga, maka akan dikuburkan sesuai prosedur. Semoga di alam sana, ia bisa makan sepuasnya dan tidak lagi tidur di bawah jembatan yang dingin dan sepi.
Gareng berkata: “Negeri ini lucu, wong mati kelaparan masih bisa dianggap berita biasa. Tapi kalau ada pejabat tersinggung karena meme, bisa hebohnya kayak kiamat kecil!”
Petruk menimpali: “Iya, Gareng. Yang lapar dibiarkan sepi. Yang kenyang malah sibuk selfie!”
Semoga ini jadi cermin buat kita semua. Jangan biarkan jembatan jadi tempat peristirahatan terakhir mereka yang cuma ingin hidup layak.
(Wito – GarengPetruk.com)
[wpdiscuz-feedback id=”euv91xnohf” question=”Please leave a feedback on this” opened=”1″][/wpdiscuz-feedback]