GarengPetrukNews, Situbondo –
Biasa disebut kota santri dan penghasil tape legit, Situbondo kini resmi menambah gelar baru: jagoan Posyandu Tapal Kuda!
Yap! Di tengah riuhnya 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang berlomba-lomba jadi yang paling “pro rakyat”, Situbondo melesat bak bajaj disulap jadi Tesla, nyelonong masuk delapan besar finalis Lomba TP Posyandu Provinsi Jatim 2025.
Dan bukan cuma itu, rek. Situbondo jadi satu-satunya wakil dari wilayah Tapal Kuda. Artinya, dari ujung timur yang penuh aroma laut asin dan debu ladang tebu, hanya Desa Sumberpinang, Kecamatan Mlandingan yang berhasil membawa harum nama daerah, bukan cuma lewat asap pembakaran jerami.
Mbak Una alias Husna Laili, Ketua Tim Penggerak Posyandu Situbondo, dengan senyum ala brand ambassador herbal organik, bilang bahwa perjuangan ini bukan hasil sulap Pak Tarno.
“Dari 38 daerah, cuma 24 yang layak ikut lomba. Lalu setelah verifikasi, tinggal 22. Dan dari situ, Situbondo bisa nyelip masuk delapan besar,” ujarnya sambil tetap anggun meski hatinya pasti udah mau nyanyi dangdut kemenangan.
Penilaian ini sendiri dilakukan berdasarkan 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM). Jangan salah, ini bukan soal siapa yang paling rajin timbang bayi doang, tapi juga soal data, pelayanan, kaderisasi, sinergi, komunikasi, dan tentu… dedikasi!
Yang bikin netizen Tapal Kuda makin bangga, lomba ini ternyata baru pertama kali digelar sejak munculnya Permendagri No. 13 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Posyandu. Artinya, Situbondo ini ibarat siswa baru yang langsung ranking satu di kelas yang gurunya keras, tapi muridnya manja.
Arumi Bachsin Emil Dardak, mantan artis dan sekarang Ketua Tim Pembina Posyandu Jatim, juga ikut ngasih tepuk tangan dari kejauhan.
“Kegiatan ini bukan sekadar lomba, tapi jadi ajang evaluasi dan pembinaan,” katanya dengan gaya elegan tapi tetap “emak-emak vibes” yang paham betul pentingnya Posyandu bagi bangsa dan anak cucu.
Lho?
Tapi kenapa yang dari Tapal Kuda cuma Situbondo?
Naaah, ini dia bagian sindiran Gareng-Petruk:
Mungkin kabupaten lain di Tapal Kuda masih sibuk ngurusin baliho kepala daerah yang lebarnya ngalahin papan skor stadion. Atau mungkin, masih sibuk rapat soal pentingnya rapat lanjutan untuk bahas rapat berikutnya. Sedangkan Situbondo udah lari duluan, bukan pakai sepatu proyek, tapi pakai semangat gotong royong dan kinerja lapangan nyata.
Gareng berkata:
“Sak ndak e Posyandu, tapi kalau dijalani dengan cinta rakyat, hasilnya bisa ngalahno proyek miliaran sing mung rampung setengah.”
Petruk menimpali:
“Sing penting Posyandu ora mung dadi formalitas laporan, tapi dadi jembatan harapan wong cilik!”
Dan tentu saja, warga Sumberpinang sekarang bisa angkat kepala lebih tinggi sedikit (tapi jangan sombong), karena mereka sekarang finalis nasional-in-the-making!
Ayo terus bergerak, Situbondo! Biar Tapal Kuda dikenal bukan cuma karena tanjakan ekstrim dan truk ngebut, tapi juga karena prestasi yang membumi dan menyentuh rakyat sampai ke balita paling imut di pojokan dusun.
(Laporan langsung dari lapak tukang bubur depan kantor desa, oleh: Misyono, Editor: Petruk yang belum pernah ikut Posyandu tapi sekarang jadi fans beratnya)
















