MALANG – Di tengah suhu politik yang makin panas, eh Polres Malang malah panen jagung! Bukan metafora loh, tapi beneran jagung! Jagung manis, jagung pulut, jagung yang bisa direbus sore-sore sambil nonton sinetron.
Kegiatan ini bukan sembarang panen. Ini panen nasional tahap dua yang diadakan oleh Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri, dan Polres Malang kebagian panggung di Dusun Mojosari, Kecamatan Kepanjen.
Gareng, yang baru turun dari gunung gara-gara gagal tapa brata karena banyak nyamuk, langsung ngelus dada begitu denger polisi sekarang gak cuma jaga demo, tapi juga jaga ladang.
“Hebat rek! Dulu nangkap maling, sekarang nangkap panenan!” ucap Gareng sambil nyoba nyelipin jagung ke kantong sarungnya.

—
Polisi Nandur, Petani Matur
Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo, pimpin langsung panen ini. Bukan dengan pentungan, tapi dengan arit. Bersama Muspika, Bulog, UPT Pertanian, dan warga sekitar, mereka panen di lahan 3.600 meter persegi.
Kata Pak Kapolres, ini bukan cuma soal pangan, tapi soal kemitraan. Polisi dan petani kini saling gandeng.
“Kami bukan cuma jaga demo, tapi juga jaga dami—damitan jagung maksudnya.”
—
Zoom Jagung Nasional: Dari Malang Sampai Malaysia
Setelah panen, semua langsung ngumpul depan layar—bukan buat nonton TikTok, tapi Zoom bareng Presiden Prabowo Subianto.
Presiden meresmikan 18 gudang jagung dan melepas ekspor 1.200 ton ke Malaysia. Gareng sempat salah paham.
“Jagung kok diekspor? Wong tetangga sebelah aja masih minta pop corn ke warung!”
Tapi ya sudahlah, mungkin ini bagian dari program Indonesia Emas 2045. Emasnya sih belum kelihatan, tapi jagungnya udah nyala kuning-kuning.

—
Jagung, Senjata Baru Ketahanan Nasional?
Kasihumas AKP Bambang Subinajar bilang, keterlibatan polisi dalam pangan adalah bentuk “perluasan peran”.
> “Polri sekarang bukan cuma soal hukum, tapi juga soal pupuk.”
Gareng langsung ngelus-ngelus kepala yang tak berambut. Dulu waktu rakyat teriak pupuk langka, yang muncul duluan malah calo. Sekarang, semoga dengan Polri turun ke sawah, bukan cuma pupuk yang subur, tapi juga kepercayaan rakyat.
—
Sindiran Halus, Tapi Gatel
Tapi Gareng, seperti biasa, tak bisa nahan sindiran:
“Kalau panen jagung bisa rame-rame, kenapa panen kasus korupsi sepi-sepi?”
Ia ngelirik kamera sambil ngunyah jagung rebus:
“Buktikan juga bahwa Polri bisa panen kepercayaan, bukan cuma panen simbolis.”
Karena kalau jagung tumbuh subur, tapi rasa keadilan rakyat masih kempes, ya sama aja: panen itu cuma hiasan, bukan harapan.
—
Penutup: Jagung Tak Pernah Bohong
Jagung tak bisa menipu: kalau bijinya penuh, rakyat senang. Kalau bijinya kosong, petani cuma bisa melamun.
Begitu pula pembangunan. Kalau cuma rame pas panen, tapi sepi pas tanam, itu bukan ketahanan pangan… itu cuma ketahanan pencitraan.
Jadi mari kita doakan, semoga panen ini bukan cuma panen jagung, tapi juga panen keadilan, panen kesetaraan, dan panen harapan.
“Jagungnya sudah disabit, sekarang giliran nurani yang dipanen.”
Hidup petani, hidup polisi, hidup yang gak cuma janji-janji.
—
Gareng Petruk, wartawan dadakan, tukang nyinyir berbasis logika, lulusan universitas kehidupan dengan gelar “Sarjana Telinga Rakyat”.














