Di tengah panasnya musim kemarau dan gerahnya janji-janji pembangunan desa, kami tim GarengPetruk.com sowan ke Dusun Damrejo, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Tanggal 13 Mei 2025, kami menyaksikan sebuah maha karya seni instalasi jalan—bukan trotoar artistik ala Eropa, tapi pavingisasi dari CV Gunung Batu yang lebih mirip labirin gagal ketimbang jalan desa.
Dengan anggaran fantastis sebesar Rp196.914.000, paving yang mestinya jadi solusi malah bikin ilusi. Baru selesai Januari 2025, eh… sudah miring ke kiri, geser ke kanan, pecah sana-sini. Warga bukan jalan kaki, tapi jalan uji nyali! Kalau nginjaknya miring dikit, bisa-bisa keseleo masuk UGD.
Yang bikin tambah seru, ternyata kami bukan satu-satunya yang ngeh. Warga udah teriak-teriak, tapi suara mereka kayak dilempar ke Gunung Batu—gak ada gema, apalagi jawab. Padahal sebulan yang lalu, kami udah konfirmasi langsung ke Kades Aliyan, Bapak Agus Nur Bani. Dengan gaya ndoro bijak, beliau berkata:
> “Ya besok aku lihat dulu dan turun langsung ke lokasi. Kalau betul rusak parah, akan saya sampaikan ke Mas Heru, pemilik tambang di situ, supaya cepat diperbaiki.”
Tapi nyatanya? Yang turun malah hujan. Kades-nya tetap stay cool dengan jurus pamungkas: ngibul edition. Hasilnya, sampai tanggal 14 Mei, paving masih morat-marit, garis kastin acak kayak anak TK bikin coretan, dan retakan di mana-mana. Bahkan, ular aja kalau lewat situ bisa keseleo!
CV Gunung Batu rupanya lebih jago bikin tebing ketimbang pasang paving. Atau mungkin, ini paving eksperimen? Jalan seni kontemporer? Jalanan masa depan yang hanya bisa dimengerti alien?
Sindiran Manis ala Petruk:
Kalau jalan bisa ngomong, mungkin dia udah teriak, “Aku capek rusak mulu, tolonglah dibenerin!” Tapi sayang, jalan hanya bisa diam, kayak hati rakyat yang dikhianati janji pembangunan.
Saran dari Gareng:
Kades, ayo dong, jangan cuma jago ngomong. Ini bukan panggung sandiwara. Dana rakyat bukan buat lomba paving tercepat rusak. Warga butuh jalan yang bisa dilewati, bukan dilompati.
Pesan Petruk Terakhir:
Wahai CV Gunung Batu, kalau batu aja bisa kokoh, masa paving hasil karyamu lebih ringkih dari kerupuk kena kuah? Segeralah perbaiki, sebelum warga minta ganti rugi bukan pakai surat tapi pakai sandal!
Ngomong lucu boleh, tapi jalan tetap harus mulus!” – Gareng















