Oleh: Redaksi Gareng Petruk
Jakarta – Lagi-lagi Polri bikin gol di tengah lapangan kejahatan dunia maya. Setelah sekian lama main “kucing-kucingan”, DPO kasus judi online W88, HS alias Ahan, akhirnya kena tackle di Filipina. Dalam drama transfer antarnegara yang lebih mendebarkan daripada bursa pemain sepak bola, Polri berhasil “memulangkan” sang manager judi ini untuk dihadapkan ke meja hijau.
“Alhamdulillah, kolaborasi kita dengan pihak Filipina membuahkan hasil. Ini bukti kalau kita serius menangani kejahatan siber!” kata Kombes Pol Jefri, dengan nada penuh semangat, seperti pelatih habis memenangkan pertandingan.
Jangan salah, HS bukan sembarang pemain cadangan. Sebagai manajer regional W88 untuk Indonesia, dia punya posisi strategis: ngurus duit deposit dan withdraw pemain dari Tanah Air. Dalam tiga bulan terakhir saja, uang yang muter di platform ini kabarnya tembus Rp1 triliun! Serius, ini duit judi atau GDP negara kecil?
“Dengan tertangkapnya HS, kita optimis jaringan ini akan terkuak lebih dalam,” lanjut Jefri, mungkin sambil berharap ada bonus dari pelatih kepala alias Kapolri.
Judi Online: Hiburan atau Jerat Finansial?
Fenomena judi online memang lagi “naik daun,” bukan karena prestasi, tapi karena daya rusaknya. Platform seperti W88 menawarkan “kemewahan instan” yang sebenarnya cuma fatamorgana. Di depan monitor, pemain berharap untung besar, tapi yang sering terjadi malah jadi “donatur tetap.”
Dan di balik layar, operator seperti HS ini duduk manis menghitung untung. Tapi sayang, kali ini kursinya harus berganti jadi ruang tahanan Bareskrim Polri.
Tantangan Polri di Tengah Sorotan Publik
Namun, mari jujur sejenak. Di satu sisi, kita tepuk tangan buat Polri. Kerja sama lintas negara, tangkap buronan, bawa pulang – ini semua nggak gampang. Tapi di sisi lain, jangan lupa: judi online itu seperti “krisis tikus.” Tangkap satu, yang lain sudah bikin sarang baru.
Dan, harapan kita bukan cuma soal tangkap DPO. Kalau ujungnya cuma bikin berita tapi pemain besar masih “lolos,” ya… ini kayak main sinetron seri tak berujung.
Kombes Jefri menutup sesi wawancara dengan pesan optimis: “Ini baru langkah awal. Kami terus berkomitmen memberantas jaringan perjudian online yang merugikan masyarakat.”
Tapi, Bung Jefri, jangan cuma langkah awal yang kencang. Kita tunggu gol-gol berikutnya yang lebih keren, biar publik percaya kalau Polri benar-benar bisa bikin “clean sheet” dari kejahatan lintas negara ini.
Epilog:
W88 mungkin kena KO kali ini, tapi jangan sampai skor akhir kita kalah di “babak kedua.” Publik tetap jadi wasit, Bung! Jadi, teruslah berlari, jangan lupa cetak gol, dan kalau bisa… bikin VAR di pengadilan juga, biar jujur hasilnya!















