Jember (garengpetruk.com) – Sabtu, 10 Mei 2025
Wahai rakyat jelata, rakyat cerdas, rakyat kenyang dan yang masih nyicil kenyang—mari kita simak kabar paling gurih dari tanah Rambipuji. Di sanalah, di Pondok AL IKLAS yang letaknya di jl. Pemuda RT 02 RW 28 Dusun Gudang Karang, telah berlangsung pertemuan istimewa. Bukan arisan emak-emak, bukan juga latihan karawitan, tapi sosialisasi Ketahanan Pangan dari DPRD Provinsi Jawa Timur. Yang dateng? Siapa lagi kalau bukan wakil rakyat dari Partai Nasdem, Bapak H. Deni Prasetyo!
Acara ini dihadiri sekitar 150 orang perwakilan dari delapan desa. Dari Rambipuji hingga Gugut, dari Pecoro hingga Nogosari. Ini bukan sembarang kumpul-kumpul, ini kumpul yang ada isinya—bukan cuma konsumsi, tapi juga aspirasi!
Pondok AL IKLAS: Tempat Ilmu, Aspirasi, dan Sedikit Kekurangan Kursi
Ustad Mustofa, sang pengasuh pondok yang rendah hati, menyambut dengan kalimat penuh ikhlas (sesuai nama pondoknya), “Mohon maaf bila penyambutan kurang wah, karena beginilah keadaan Pondok.” Lah, justru itu keikhlasannya terasa, Pak Ustad. Gedung boleh sederhana, tapi semangatnya luar biasa!
Ketahanan Pangan: Bukan Cuma Urusan Perut, Tapi Harga Diri Bangsa
H. Moch. Hasyim, yang katanya sih dari divisi imigran (entah itu imigran mana, apakah dari kampung sebelah atau planet Namek), menyampaikan pentingnya kesempatan ini. Katanya, “Silakan rakyat menyampaikan unek-uneknya!” Wuih, ini acara bisa berubah jadi curhat massal kalau diterusin!
Menurut beliau, ketahanan pangan dan UMKM adalah isu penting. Lah iya, kalau harga cabai naik, rakyat panik. Kalau pupuk langka, petani nangis. Tapi kalau wakil rakyatnya hadir langsung begini? Wah, bisa-bisa rakyat jadi optimis lagi!
DPRD Turun Gunung: H. Deni Prasetyo Janji Bukan Sekadar Janji
Bapak Deni Prasetyo, sang pahlawan dari Komisi B DPRD Jatim, datang tak hanya bawa badan tapi juga bawa harapan. “Apa yang jadi usulan masyarakat akan kita rapatkan secepatnya!” katanya. Nah, ini baru namanya fast response, bukan cuma cepat balas WA.
Beliau tampak serius, meski di wajahnya terselip senyum manis ala caleg yang siap tempur lagi 2029. Tapi kita doakan saja, semoga senyum itu bukan hanya buat pencitraan, tapi juga membawa kebijakan yang bisa bikin perut rakyat kenyang dan hati adem.
Penutup yang Haru dan Harap-Harap Cemas
Anto Felani, salah satu panitia yang lebih mirip koordinator lapangan acara konser dangdut, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. “Semoga usulan masyarakat bisa direalisasikan!” katanya sambil senyum 32 gigi.
Ya, semoga benar. Karena rakyat sudah bosan dengan janji manis yang lebih manis dari teh di warung. Sekali-sekali, rakyat juga ingin merasakan janji yang direalisasikan, bukan hanya dijadikan bahan pidato.
Gareng dan Petruk Menutup dengan Renungan:
Ketahanan pangan itu bukan sekadar soal beras dan lauk. Ini soal harga diri bangsa. Kalau rakyat bisa makan dengan layak, bisa tanam dengan tenang, dan jual hasil panen tanpa nangis, itu baru Indonesia yang merdeka seutuhnya.
Dan kalau wakil rakyat seperti Pak Deni datang bukan cuma pas kampanye, tapi juga saat rakyat butuh, maka rakyat pun bisa bilang: “Wakil rakyat bukan sekadar poster di tiang listrik, tapi sahabat yang datang membawa solusi.”
Sampai jumpa di sosialisasi selanjutnya. Dan ingat, perut kenyang belum tentu hati senang—tapi kalau perut dan hati sama-sama kenyang, itu baru namanya Ketahanan Pangan Nasional!