Di saat sebagian warga Banyuwangi sedang mimpi indah, dan sisanya sedang cari jodoh di kolom komentar medsos, Polresta Banyuwangi malah sibuk keliling kota dalam Patroli Skala Besar Minggu dini hari (11/05/2025).
Kata Pak Kapolresta, Kombes Pol Rama Samtama Putra, ini bagian dari “Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan.” Ya, meskipun bagi Gareng, nama itu terdengar seperti agenda reuni mantan yang dipaksakan: rutin, tapi bikin deg-degan.
Apel Kesiapan: Serius Tapi Jangan Lupa Senyum
Acara dimulai dengan apel di halaman Mapolresta. Serius banget, mirip gladi resik upacara 17-an, tapi tanpa bendera. “Patroli ini demi rasa aman masyarakat,” ujar Pak Kapolresta dengan wajah tegas dan nada seperti narator sinetron.
Gareng sempat heran, kenapa selalu dini hari? Apa karena kejahatan suka nongkrong di jam segitu? Atau karena maling zaman sekarang sudah punya jam kerja fleksibel?
Patroli Turun ke Jalan: Brawijaya, Gajahmada, dan Jalan-Jalan Penuh Kenangan
Regu patroli disebar ke berbagai titik rawan. Tapi jangan bayangkan tempat gelap penuh preman seperti di film. Ini Banyuwangi, kawan. Kadang yang rawan cuma lampu jalan yang mati dan anak muda yang doyan nongkrong sambil nonton reels TikTok.

Dari Jl. MH Thamrin sampai kawasan Pendopo, semua disisir. Tapi alih-alih menangkap penjahat, polisi lebih sering menyapa warga:
“Jangan nongkrong terlalu malam, Mas. Ini bukan sinetron yang episodenya nggak habis-habis.”
Situasi Aman, Tapi Tetap Siaga
Hasil patroli? Aman dan kondusif. Nggak ada balap liar, nggak ada begal, nggak ada yang nyolong sandal di masjid. Tapi sempat ditemukan satu kelompok yang mencurigakan… ternyata cuma bapak-bapak main catur sambil debat siapa presiden terbaik sejak zaman Majapahit.
Warga Senang, Polisi Tenang, Gareng Bingung
Sejumlah warga mengapresiasi patroli ini. “Kehadiran polisi bikin tenang, Mas. Soalnya kalau cuma lihat patroli lewat status WA, rasanya kurang greget,” ujar Dian, warga Jl. Gajah Mada, sambil sesekali menatap mantan lewat motor.
Tapi bagi Gareng dan Petruk, patroli ini juga jadi pengingat: keamanan itu tanggung jawab bersama, bukan cuma polisi. Kalau polisi keliling tapi rakyatnya masih hobi nyebar hoaks, ya sama aja kayak mandi tapi nggak pake sabun.

Pesan Terakhir: Jangan Cuma Kondusif Saat Ada Polisi
Polresta bilang patroli akan terus berlanjut. Bagus. Tapi rakyat juga harus belajar: jangan cuma tertib kalau ada seragam. Karena korupsi, hoaks, dan kebodohan kolektif itu kadang nongolnya bukan di tengah malam, tapi siang bolong… lengkap dengan jas dan dasi.
Jadi, jangan sampai kita cuma aman secara fisik, tapi hati dan otak kita dibiarkan dijarah kebodohan.
– Gareng & Petruk, dari pos ronda ke pos dunia maya –
















