Jelbuk, garengpetruk.com – 20 Mei 2025
Bangunan Baru, Rasa Lama.
Begitulah kiranya yang terjadi di dusun Krajan Barat, desa Jelbuk, kecamatan Jelbuk. Pemerintah desa lewat dana desa tahun 2025 membangun Tembok Penahan Tanah alias TPT dengan nilai 57,7 juta rupiah. Tapi alih-alih bikin warga kagum, yang terjadi justru bikin netizen dan netijen lokal geleng-geleng kepala: kok ya bangunannya nempel di atas bangunan irigasi lama!
Gareng sampe ngelus dada, Petruk malah nyari CCTV.
“Iki proyek TPT opo tugu peringatan masa lalu?” celetuk Petruk sambil nyruput es dawet.
Gimana enggak, bangunan TPT ini ibarat ngekos di rumah mantan: berdiri di atas bangunan irigasi lama, pakai pasir gumuk (yang kata warga, kualitasnya kayak hati yang habis ditinggal pas lagi sayang-sayangnya), dan punya level galian yang beda-beda—kayak nasib rakyat yang makin ke sini makin nggak rata.

Jawaban PJ Kades dan Kasi Kesra: Jujur Tapi Kok Ya Gini?
Saat ditanya media soal siapa dalang di balik proyek menempel masa lalu ini, PJ Kades, J. Anto Budi Nugroho menjawab diplomatis via WhatsApp, “Inisiasi pembangunan dari masyarakat dan ditetapkan saat Musdes.”
Warga sih pada nyungsep mikir, Musdes yang mana? Yang jam 2 pagi? Atau yang cuma di grup WA dengan tiga peserta dan satu yang aktif?
Sementara Bu Busriyati, selaku Kasi Kesra sekaligus Pejabat Komplek, eh, Perangkat Desa, mengaku kalau pengadaan pasir dan batu dilakukan lewat penunjukan langsung. Tapi, plot twist!
Bu Busri jujur—dan kejujuran ini agak menggetarkan dunia maya—bahwa ia tidak survei lokasi, tidak tahu harga satuan batu dan pasir, bahkan tidak ada Musdes buat nentuin harganya.
“Belum tahu berapa harganya,” ucap Bu Busri, sambil menambahkan sudah koordinasi dengan pendamping.
Gareng pun nyeletuk, “Wah, berarti ini proyek pake metode ‘percaya aja deh’ ya…”
Supplier Masih Misterius: Antara Siluman dan Sistem
Ketika ditanya siapa supplier dalam kuitansi belanja, pihak PJ Kades belum memberikan klarifikasi. Katanya masih mikir. Mungkin nunggu wangsit atau sinyal WiFi yang lebih kuat.
Kata Gareng dan Petruk: Proyek Itu Harusnya TPT, Bukan Teka-Teki Proyek Tanpa Jawaban
Pembangunan desa itu penting. Tapi transparansi dan logika juga nggak kalah penting. Bangun TPT itu boleh, asal jangan dijadiin Tembok Penyesalan Tak Terlupakan. Dan jangan sampai, proyek rakyat berubah jadi proyek pribadi yang dibungkus Musdes dadakan.
Kalau rakyat mulai banyak tanya, itu bukan makar. Itu tanda mereka melek.
Kalau pejabat mulai banyak lupa, itu bukan pikun. Itu mungkin butuh pendamping, bukan cuma pendamping proyek—tapi juga pendamping moral.
Gareng dan Petruk pamit dulu. Mau ke Jelbuk, ngukur irigasi lama sambil nyari supplier pasir yang katanya “ra ngerti sopo.”
—
Ditulis dengan gaya suka-suka, tapi setia pada rakyat.
(Laporan: Sul, yang hampir kepleset di galian TPT tapi tetap semangat nulis berita)
















