Surabaya – Di balik kepulan uap hangat dan aroma khas Kare Kambing Cak Wi, tersimpan kisah yang lebih dari sekadar kuliner. Warung kaki lima yang berlokasi di sekitar Stasiun Pasar Turi ini bukan hanya tempat menikmati sajian kare kambing dengan rasa autentik Madura, tetapi juga menyimpan romansa nostalgia, persahabatan, dan kebahagiaan dalam setiap porsinya.

Bagi para perantau, terutama mereka yang pulang ke Surabaya melalui jalur kereta api, Kare Kambing Cak Wi seperti magnet yang menarik langkah mereka untuk berhenti sejenak dan menikmati kehangatan rasa rumah. Aroma rempah yang kuat, daging kambing yang empuk, serta kuah kental yang kaya akan bumbu menjadi sajian yang membangkitkan kenangan akan kampung halaman.

Pagi ini, suasana di warung sederhana itu terasa lebih akrab dan penuh makna. Arfian, Ketua Umum DPP Pasukan 08, bersama Bendahara DPD Pasukan 08 Sulawesi Utara, Harold Yasper, turut merasakan kehangatan sarapan di tempat legendaris ini. Di tengah hiruk-pikuk Pasar Turi, mereka larut dalam perbincangan hangat sambil menyantap seporsi kare yang menggugah selera.
“Ini bukan sekadar kare kambing, tapi ada rasa persahabatan dalam setiap sendokannya. Setiap orang yang datang ke sini bukan hanya mencari makan, tapi juga suasana akrab dan nostalgia,” ujar Arfian sembari menyeruput kuah kare yang kaya rasa.

Tak hanya soal cita rasa, Kare Kambing Cak Wi juga menghadirkan cerita dari alunan pengamen jalanan yang mengiringi setiap suapan. Lagu-lagu klasik yang dinyanyikan sederhana namun penuh perasaan semakin menambah nuansa romantis tempat ini. Para pedagang, pekerja, dan pelanggan dari berbagai latar belakang berbaur dalam suasana yang bersahaja.
Bagi banyak orang, Kare Kambing Cak Wi bukan sekadar kuliner, melainkan simbol limpahan rezeki. Setiap piring yang terhidang membawa kebahagiaan bagi penikmatnya dan menjadi berkah bagi para pedagang serta pekerja di sekitarnya.
Pagi itu, suasana semakin terasa istimewa. Dengan setiap sendok kare yang disantap, ada rasa rindu pulang yang mendalam, ada kisah persahabatan yang terjalin, dan ada secercah kebahagiaan yang sederhana namun berarti. Romansa di balik Kare Kambing Cak Wi membawa kita pada satu kesimpulan: Surabaya selalu punya cara untuk membuat kita ingin kembali.















