Situbondo, 8 Juni 2025 – Di tengah cuaca Situbondo yang lebih panas dari utang negara, sekelompok pendekar anti-korupsi berkumpul bukan untuk demo, bukan juga buat ngisi tiktok—melainkan buat ngisi otak dan perkuat silaturrahim.
LSM Penjara Indonesia, DPC Kabupaten Situbondo, kembali menggelar kopdar yang lebih khidmat dari rapat RT tapi lebih serius dari debat capres. Tempatnya? Di markas penuh cinta—bukan gedung mewah ber-AC, tapi rumah Ahmad Lailul Fajri. Bukan cuma tempat ngopi, tapi juga tempat menyusun strategi perang melawan korupsi.
Pertemuan ini bukan sekadar nyambung rasa, tapi juga nyambung akal. Agenda utamanya nggak main-main:
1. Rapat rutin—biar nggak kayak janji kampanye, cuma muncul lima tahun sekali.
2. Konsolidasi struktur—karena kalau organisasi goyang, gimana mau ngawasin pejabat yang doyannya goyang anggaran?
3. Komitmen visi misi—soalnya di negeri ini, banyak yang hafal visi tapi lupa aksi.
4. Agenda kerja enam bulan ke depan—yang semoga bukan cuma ngisi kalender.
5. Penegasan sikap: ANTI-KORUPSI! (Ini wajib capslock, biar kayak status orang patah hati).
Ketua DPC, Mas Muhsin Al Fajar—yang kata orang mukanya serius tapi hatinya kayak bubur kacang ijo (manis dan hangat), menegaskan: “Kami akan terus jadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah.”
Mitra kritis loh ya, bukan mitra kriuk.
Beda tipis tapi maknanya dalam. Kalau mitra kriuk itu tukang sorak waktu anggaran disunat, nah ini mitra kritis: siap nyolot kalau ada yang nyolong.
LSM ini juga berkomitmen jadi garda depan—bukan garda terdepan di konser dangdut pemilu, tapi garda depan demokrasi. Yang siap ngawasi, bukan hanya selfie di depan kantor dewan.
Pesan moral dari pertemuan ini jelas:
Di era di mana tikus makin pinter nyamar jadi kelinci, perlawanan nggak cukup dengan status galak di medsos. Butuh gerakan nyata, strategi matang, dan kopi yang cukup kental.
Karena, kawan-kawan…
Kalau korupsi itu penyakit, maka LSM seperti Penjara Indonesia ini adalah vaksinnya.
Tapi jangan salah suntik!
Karena kadang, yang ngaku anti-korupsi justru doyan ngopi pakai uang kas yang belum dikasih kwitansi.
Akhir kata,
Semoga LSM Penjara Indonesia Situbondo terus kuat, istiqomah, dan tidak ikut-ikutan menjadi penonton di drama korupsi berjilid-jilid.
Karena, yang kita butuhkan bukan hanya pembicara di mimbar seminar, tapi juga pembongkar di medan nyata.
Hidup LSM! Hidup rakyat! Dan… hidup yang sederhana, asal gak disederhanakan anggarannya!
(Gareng Petruk, melaporkan sambil nyruput kopi dan nyari sinyal kejujuran di tengah gangguan moral nasional) ☕📡
















