Di dusun yang biasanya tenang, tepatnya di Jl. Argopuro RT 01 RW 19, Dusun Krajan Kidul, Desa Rambigundam, berdirilah sebuah pohon nangka yang bukan sembarang nangka. Ia bukan cuma lebat buahnya, tapi juga lebat bikin was-was.
Saking horornya, pohon nangka ini nyaris dikira bagian dari wahana uji nyali!
Sebuah pohon nangka besar yang berdiri gagah—atau lebih tepatnya menggertak—di pinggir jalan ditumbangkan oleh tim Destana Rambipuji dan Pasukan 08 Rescue, demi keselamatan warga dan pengguna jalan. Bukan karena nangkanya bikin kolesterol, tapi karena buahnya bisa jatuh tiba-tiba kayak harga kripto.
Kata warga, pohon ini sering menjatuhkan buah tanpa permisi, terutama saat musim hujan. Bukan cuma buahnya, angin juga bikin pohon ini bergoyang tak karuan—kayak audisi AFI tapi versinya menakutkan.
Yang jadi aktor utama hari itu adalah:
Aan, pemilik pohon yang dengan bijak memilih menebang sebelum pohon berubah jadi berita duka.
Bayu, dari Destana Rambipuji dan Pasukan 08 Rescue yang datang bersama tim bak Power Rangers versi lokal.
Sunarto, anggota Destana yang jeli memperhatikan kabel-kabel di atas kepala (dan potensi bahaya dari atas sana).
Andik, tetangga yang biasanya lewat sambil berdoa agar nangkanya tidak jatuh pas lewat.
Lokasi kejadian adalah di pinggir jalan Jl. Argopuro, Dusun Krajan Kidul, yang tiap harinya ramai dilalui warga.
Aksi heroik ini berlangsung Selasa, 3 Juni 2025, sekitar pukul 15.00 WIB sampai selesai (tepat saat nangka-nangka masih belum niat jatuh).
Pohon nangka ini bukan nangka biasa. Selain lebat, dia juga berdiri di zona rawan, tepat di jalur lalu lintas warga dan dekat kabel listrik.
Bayangkan saja: buah nangka segede bola futsal jatuh ke motor lewat. Bisa bikin pengendara langsung zikir mendadak.
Aan bilang, “Kami was-was. Kalau jatuh ke jalan, bisa makan korban. Kalau tumbang, bisa rumah saya yang kena. Ya mending ditebang, daripada nanti nangis di rubrik berita duka.”
Destana Rambipuji & Pasukan 08 Rescue datang dengan 5 personel lengkap dengan alat dan semangat gotong-royong.
Mereka menebang pohon, membersihkan lokasi, dan memastikan tidak ada ranting yang menyentuh kabel, apalagi menyentuh hati pengguna jalan.
Bayu bilang, “Alhamdulillah nggak ada korban. Ibarat pepatah: sebelum hujan sedia payung, sebelum nangka jatuh sedia gergaji!”
—
GarengPetruk Menyela:
> “Di negeri ini, kalau warga nggak gercep, bisa jadi korban—bukan cuma korban kebijakan, tapi korban nangka!”
> “Salut buat Destana & Pasukan 08 Rescue. Kerja tanpa drama, turun tanpa honor viral-viral-an. Mending mereka yang viral daripada joget-joget sambil ngaku duta toleransi.”
> “Yang penting: nangkanya tumbang, warga selamat, dan jalan kembali tenang. Jangan sampai nangka kalah respons sama lubang jalan. Yang satu ditumbangkan, yang satu sering dibiarkan.”
—
Pesan Moral:
Pohon nangka bisa ditebang. Tapi kalau masyarakat diam dan nunggu korban, yang tumbang nanti bukan cuma pohon, tapi juga kepekaan sosial kita.
Gercep lebih baik daripada viral, dan gotong royong lebih hebat dari nyinyir online.
—
Wito & Tim Redaksi GarengPetruk.com
Laporan dari desa, bukan dari sofa.
Ngangkat isu serius, tapi tetap ketawa.