Jember, garengpetruk.com
Petruk: “Iki proyek opo sulap, Rek? Disuruh ngawasi, tapi wujud proyeknya ilang kayak mantan pas Lebaran!”
Begitulah kira-kira komentar Gareng saat mendengar curhatan Sudargo Buhari (63), Ketua LPM Desa Jelbuk, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. Dengan wajah penuh harap dan sedikit kerutan kecewa, Pak Dargo menyampaikan unek-uneknya yang terasa lebih panas dari aspal lapen yang belum kelihatan itu.
Bayangkan, Sudargo ini disuruh ngawasi proyek, tapi RAB-nya kayak password wifi tetangga—rahasia negara. Jenis pekerjaan? Gak tahu. Material? Gelap. Tukang? Seolah dikirim langsung dari langit tanpa briefing.
“Kalau tidak ada materi, apa yang akan saya awasi?” ujar Pak Dargo dengan nada nyinyir penuh cinta, Rabu (21/05/2025), di lokasi proyek aspal lapen yang katanya ada, tapi kayaknya cuma semesta yang tahu.
Petruk nyeletuk: “Iki LPM opo cenayang? Disuruh ngawasi tapi gak dikasih petunjuk. Nanti malah disangka main dukun!”
Pak Dargo juga mengeluh bahwa tidak ada sosialisasi. Lah, ini proyek pemerintah apa prank tahunan? Bahkan penonton sinetron dapat spoiler, ini malah LPM-nya gelap total.
Namun, drama makin seru saat Pj Kades Jelbuk, J Anto Budi Nugroho, menjawab kekecewaan Pak Dargo dengan jawaban sakti:
“Alhamdulillah.”

Waduh, Petruk langsung salto mental. “Iki komentar opo dzikir digital?”
Anto juga mengirim pesan WhatsApp berisi terima kasih atas klarifikasi media, lengkap dengan rujukan undang-undang dan Permendagri. Tapi sayang, jawaban hukum tidak menyelesaikan problem lapangan yang sudah mirip teka-teki silang tanpa petunjuk arah.
“Perumusan program dilakukan melalui musyawarah desa,” tutup Anto.
Gareng pun nyeletuk sambil ngopi:
“Yo musyawarah, tapi ojok musyawarah karo cermin, Kang! Ajak rakyatmu, tokoh masyarakat, LPM, biar nggak jalan sendiri kayak lari pagi di kuburan.”
—
Pesan moral ala Gareng & Petruk:
Transparansi itu bukan soal kasih lihat Excel file, tapi soal niat baik berbagi pengetahuan. Pemerintah desa bukan tukang sihir—jangan bikin pembangunan kayak pertunjukan sulap. Rakyat, LPM, dan tokoh masyarakat itu bukan penonton, tapi pemain yang butuh skrip dan panggung yang jelas.
Kalau enggak, nanti proyek selesai, tapi yang tertinggal cuma rasa kecewa dan aroma kecurigaan. Dan percaya deh, Petruk paling takut sama dua hal: proyek siluman dan… mantan yang tiba-tiba nikah.
















