Assalamu’alaikum… Sudah connect belum?
Kalau belum, ayo aktifkan dulu sinyal keimanan, nyalakan mode “Rindu Allah”, dan matikan mode “Tidur Pulas Sampai Dzuhur.”
—
Sobat hati… sobat rindu… sobat subuh yang belum tentu subuhan…
Hari ini Ustadz Wifi Hati mau ajak kalian buka folder paling dalam di hati, bukan folder bekas mantan ya, tapi folder yang isinya rindu—rindu kepada Allah.
Judul ceramah kita hari ini:
“Puisi Subuh: Ketika Hati Merindukan Allah, Tapi Badan Masih Mode Airplane”
Subuh itu puisi.
Tapi bukan puisi cinta ala drama Korea.
Ini puisi yang ditulis langit untuk kita,
di sepertiga malam yang sepi,
di antara kantuk dan keinginan bangkit.
“Ya Allah… aku rindu…”
Tiap malam kita ngomong gitu.
Penuh rasa, penuh cinta,
tapi pas azan subuh kumandang…
bantal makin dipeluk erat, selimut makin tebal,
dan kita malah balik badan kayak bilang,
“Ya Allah… besok aja, ngantuk nih…”
Sobat hati…
Rindu yang tidak dibuktikan dengan bangkit itu,
bukan rindu… itu halu.
Bayangkan kalau Allah memperlakukan kita seperti kita memperlakukan-Nya.
Coba deh:
Kita minta rezeki—langsung dikabulkan.
Kita minta ampun—langsung diampuni.
Tapi giliran Allah manggil:
“Hayya ‘ala shalah… Hayya ‘alal falah…”
Kita jawab dalam hati:
“Hayya ‘ala kasur dulu, Ya Allah…”
Tega banget, sobat… tega…
Subuh itu bukan sekadar waktu,
tapi momen romantis antara hamba dan Pencipta.
Subuh itu puisi,
dan setiap sujudmu adalah bait cinta yang Allah tunggu-tunggu.
Tapi kok ya kita tega?
Mengaku rindu tapi tak datang.
Mengaku cinta tapi tak sujud.
Kita jago bikin caption rindu buat manusia,
tapi pelit rindu buat yang menciptakan manusia.
—
Sobat hati…
Subuh bukan cuma soal alarm HP,
tapi alarm hati.
Kalau belum bisa bangkit, mungkin bukan tubuh yang lelah,
tapi iman yang sinyalnya low batt.
Mari recharge.
Pakai charger cinta, colok ke sajadah,
dan sambungkan ke WiFi langit bernama Ikhlas.
Biar tiap subuh, kita bukan cuma bangun mata,
tapi juga bangun jiwa.
Bukan cuma gerakin tubuh,
tapi gerakkan hati yang ingin pulang… kepada-Nya.
—
Penutup:
Jika malam adalah pelukan sunyi,
maka subuh adalah panggilan cinta yang tak boleh kita abaikan.
Jangan sampai nanti kita baru nyari Allah saat dunia udah gelap,
sementara Allah selalu nyari kita saat dunia masih tenang.
Bangkitlah, wahai rindu…
Buktikan dirimu dalam sujud.
—
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Sudah disconnect dari dunia? Saatnya connect ke langit… lewat Subuh.














