Jakarta – GarengPetrukNews – Di balik gemerlapnya kampus Universitas Indonesia, ternyata ada kisah heroik yang tak kalah dari sinetron jam primetime. Namanya Cantika Ambar Wulandari, anak SMAN 68 Jakarta yang cita-citanya setinggi langit, tapi dompetnya sering nyeret di aspal kenyataan. Lolos ke Fakultas Hukum UI lewat jalur prestasi SNBP? Bisa! Tapi mau bayar uang masuk? Ealah, hampir gagal gegara saldo ATM cuma cukup beli gorengan lima biji.
Cantika, atau biasa dipanggil Wulan, bukan anak sultan, apalagi cucunya pejabat. Ayahnya berpulang karena TBC, ibunya sakit menahun, dan mereka hidup dari kiriman kakaknya yang jumlahnya lebih ramping dari anggaran kas RT. Tapi jangan remehkan semangat bocah satu ini, rek. Sambil batuk-batuk sisa TBC, dia masih sempat dagang makanan ringan dan nulis cerita di Wattpad. Wes, anak ini kalau hidup di film Marvel, pasti jadi pahlawan super dengan kekuatan nulis sambil lapar!
KIP-K: Katanya Gratis, Nyatanya Gagal!
Wulan sempat daftar KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah), tapi… zonk! Katanya belum rezeki. Lah terus, masa iya perjuangannya buat masuk UI harus bubar cuma karena duit? Di titik inilah, Gareng dan Petruk mulai nyindir lembut: “Pendidikan gratis itu bukan cuma slogan, lho. Wong pinter kok kalah karo sistem?”
PAS 68: Alumni Ngumpul, Bukan Buat Reuni, Tapi Gotong Royong!
Untunglah, malaikat berjubah jaket almamater datang dari arah tak terduga: PAS 68. Ini paguyuban alumni SMAN 68 Jakarta, yang dipimpin mas Iqbal Wilis—bukan saudara Ariel Noah, tapi semangatnya juga tak terganti. Mereka ngumpulin dana, bukan buat beli merchandise reuni, tapi buat nyelametin masa depan Wulan.
Gak cuma itu, Yayasan Sjaiful Suarti Wilis juga ikut nimbrung bantu. Mereka bilang, “Anak kayak Cantika itu bukti hidup bahwa kemiskinan gak boleh jadi alasan untuk gagal.” Tuh, bener, rek. Kalau negara kadang lupa, ya rakyat bantu ngingetin lewat aksi nyata.
Wulan: Dari Penjual Cemilan Jadi Penjaga Hukum
Prestasi Cantika? Wah, nggetih! Finalis Olimpiade Penelitian bidang Sosial Humaniora, juara lomba seni, juara lomba sains nasional—pokoknya prestasinya lebih banyak dari cerita FTV. Anak ini gak cuma bisa bikin cerpen di Wattpad, tapi juga bisa bikin kita malu kalau masih ngeluh “mager kuliah”.
Mas Iqbal bilang, “Bukan cuma Wulan, ada 27 anak lain yang bakal dibantu.” Wah, ini baru namanya alumni yang gak cuma modal foto jaman putih abu-abu, tapi beneran mikir masa depan adik kelas!
Petruk Bilang: “Kalau generasi emas mau tumbuh, jangan disiram pakai air mata doang!”
Bener, rek. Anak-anak kayak Cantika ini bukan butuh kasihan, tapi butuh sistem yang adil dan masyarakat yang peka. Jangan sampe cuma karena orang tuanya gak punya, masa depannya jadi buram. Kalau kita bisa iuran buat beli tiket konser, masa buat masa depan anak bangsa gak bisa?
Penutup: “Objection, Your Honor! Anak Rakyat Juga Punya Hak Sukses”
Cantika sekarang bisa kuliah. Tapi perjuangannya itu tamparan halus buat kita semua—bahwa pendidikan itu bukan soal siapa yang punya, tapi siapa yang dibantu saat butuh. Bravo PAS 68! Bravo Yayasan Sjaiful Suarti Wilis! Dan tentu, salut untuk Cantika, calon ahli hukum yang bisa bikin koruptor keringetan di pengadilan nanti.
Moga nanti kalau jadi pengacara top, Wulan masih inget perjuangannya dan bilang: “Ini bukan hasil saya sendiri, tapi gotong royong banyak tangan baik.”