Klaten, Republik Rasa Gotong Royong — Di saat banyak yang menebang harapan rakyat lewat janji-janji politik, Pasukan 08 Klaten justru sibuk menebang… pohon! Tapi jangan salah, ini bukan pohon sembarangan. Ini pohon-pohon tua yang berdiri goyang-goyang kayak ekonomi rakyat, rawan tumbang, dan siap bikin warga jantungan tiap kali angin kencang lewat.
Maka demi keselamatan dan kenyamanan warga, Pasukan 08 Klaten turun tangan, lengkap dengan gergaji, helm, semangat gotong royong, dan… niat mulia. Mereka kerja bareng relawan dan warga sekitar buat menebang pohon-pohon uzur tanpa pungutan, tanpa proposal, tanpa drama pencitraan. Gratis tis tis!
> “Kita nggak pungut biaya. Pokoknya kalau urusan bantu warga, langsung gerak. Gak perlu nunggu tahun politik,” ujar Mas Agus, salah satu anggota Pasukan 08, sambil ngelap keringat dengan gaya pahlawan sinetron.
Dari Kayu yang Tumbang, Tumbuh Kepercayaan
Di tengah suasana nasional yang sering tegang kayak senar gitar putus, aksi ini jadi semacam oase. Bukannya bagi-bagi kartu nama caleg, mereka malah bagi-bagi tenaga. Bukan bagi-bagi sembako sambil foto, tapi benar-benar kerja sambil berkeringat.
Warga yang biasanya cuma bisa ngeluh di grup WA akhirnya bisa senyum. “Alhamdulillah Mas, akhirnya pohon depan rumah saya ditebang. Soale wong tuaku wes ora wani turu yen ono angin,” kata salah satu warga sambil nyuguhin teh manis.
Kegiatan ini mungkin sederhana, tapi maknanya luar biasa. Pasukan 08 menunjukkan bahwa jadi relawan sejati itu bukan cuma soal baju seragam atau bendera organisasi, tapi soal aksi nyata. Apalagi kalau gak pakai syarat, gak minta “follow dulu”, dan gak upload selfie tiap lima menit.
Gergaji, Gotong Royong, dan Gairah Sosial
Kalau boleh jujur, ini aksi yang harusnya ditiru banyak pihak. Termasuk yang suka janji manis pas kampanye, tapi ilang pas rakyat butuh. Tebang pohon boleh, asal jangan tebang rasa peduli. Pasukan 08 Klaten paham, bahwa kekuatan sesungguhnya bukan di otot, tapi di niat tulus dan solidaritas.
Dan jangan salah, ini bukan pertama kalinya mereka turun ke lapangan. Katanya sih, abis ini mau bantu bersihin selokan, bantu perbaiki rumah janda tua, sampai bikin pelatihan darurat buat emak-emak tangguh.
Karena di negeri yang sering dipenuhi retorika, satu tindakan kecil bisa lebih berarti dari seribu kata manis. Terutama kalau aksinya gratis dan gak pake embel-embel politik sesaat.
—
Redaksi GarengPetruk.com
Mengabarkan dengan canda, menyindir dengan cinta, dan menebang kepalsuan dengan gergaji nurani.