• Berita Nasional
  • Berita Internasional
  • Berita Daerah
  • Berita Hukum
  • Berita Tekhnologi dan Sains
  • Berita Humaniora & Budaya
  • Pojok Opini
Rabu, Oktober 8, 2025
Harian Nasional Gareng Petruk
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Berita Nasional
  • Berita Internasional
  • Berita Daerah
  • Berita Hukum
  • Berita Tekhnologi dan Sains
  • Berita Humaniora & Budaya
  • Pojok Opini
  • Berita Nasional
  • Berita Internasional
  • Berita Daerah
  • Berita Hukum
  • Berita Tekhnologi dan Sains
  • Berita Humaniora & Budaya
  • Pojok Opini
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Penegakan Hukum di Indonesia: Antara Keadilan, Dagelan, dan “Tarik Ulur Pasal”

maisput by maisput
April 16, 2025
in Berita Hukum, Karya Tulis, Kolom Analisis Ringan, Kolom Satir atau Sindiran Sosial, Pojok Opini
0 0
0
Penegakan Hukum di Indonesia: Antara Keadilan, Dagelan, dan “Tarik Ulur Pasal”
0
SHARES
1
VIEWS
Bagikan Ke FacebookBagikan Ke XBagikan Ke WhatsappBagikan Ke Google

Indonesia – Penegakan hukum di Indonesia itu ibarat drama kolosal: penuh aksi, intrik, dan plot twist tak terduga. Kalau dijadikan sinetron, bisa jadi saingan serius untuk drama Korea. Ada momen-momen yang bikin rakyat tertawa getir, ada juga saat-saat di mana kita terpaksa bertanya, “Ini serius, atau cuma bercanda?”

Tegak Lurus di Atas Kertas, Belok di Kenyataan?

READ ALSO

Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur

Ngaji Cyber Crime Bareng Ketua Umum Pasukan 08: Dari Hacker Kampung sampai Teroris Digital

Mari kita mulai dari definisi dasar hukum. Dalam buku teks dan undang-undang, hukum itu tegak lurus, tidak pandang bulu. Siapa pun yang bersalah, harus dihukum, tidak peduli apakah dia orang kaya, pejabat, atau rakyat biasa. Nah, sayangnya, di Indonesia, hukum kadang punya kemampuan luar biasa: bisa belok sesuai arah angin.

Misalnya, ada kasus seorang pengendara motor yang ditilang karena lupa bawa helm. Hukumannya jelas, kena denda. Tapi anehnya, kalau pengendara itu adalah “orang yang dikenal” (baca: punya uang atau jabatan), tiba-tiba petugasnya jadi ramah, dan kasusnya selesai dengan senyuman. Sebaliknya, kalau rakyat biasa yang melanggar, siap-siap saja bayar denda. “Hukum kita adil, tapi adilnya beda-beda tipis tergantung siapa yang dilihat,” kata seorang bapak-bapak di pos ronda, sambil ngopi.

Kasus-Kasus “Mengejutkan” yang Bikin Kepala Menggeleng

Coba tengok kasus-kasus korupsi. Dari tahun ke tahun, daftar koruptor di Indonesia makin panjang, dan yang menarik, beberapa dari mereka malah terlihat lebih segar setelah keluar dari penjara. Baru-baru ini, ada satu kasus yang cukup viral: seorang pejabat yang terlibat korupsi miliaran rupiah mendapat hukuman yang “terbilang ringan” karena dianggap berkelakuan baik selama di penjara. “Mungkin dia rajin nyapu sel dan bantu masak, makanya dapat diskon hukuman,” celetuk netizen di Twitter.

Kontras dengan itu, ada kasus seorang ibu yang dipenjara hanya karena mencuri tiga buah kakao demi makan. Hukuman untuk kasus ini begitu cepat diputuskan, tanpa ada celah kompromi. “Kalau nyolong kakao aja bisa dipenjara, gimana yang nyolong duit negara? Ah, mungkin ada perbedaan harga di mata hukum,” canda seorang komentator di media sosial.

Pasal Karet: Fleksibilitas Hukum di Tangan yang Berkuasa

Di Indonesia, ada juga fenomena yang sering disebut “pasal karet.” Pasal-pasal ini elastis, bisa ditarik ulur sesuai kebutuhan. Contohnya, pasal pencemaran nama baik. Kritik di media sosial bisa dengan mudah dianggap sebagai pencemaran nama baik, terutama kalau yang dikritik adalah orang dengan pengaruh besar. Sebaliknya, kalau rakyat biasa yang kena bully atau dihina, lapor polisi bisa jadi panjang urusannya—sepanjang antrean sembako gratis.

Ambil contoh kasus seorang mahasiswa yang mengkritik kebijakan pemerintah daerah. Bukannya diberi ruang untuk berdiskusi, si mahasiswa malah dihadapkan dengan tuntutan hukum. Sementara itu, beberapa tokoh publik yang terang-terangan menghina di media sosial, tampaknya bisa berjalan santai tanpa takut dijerat hukum. “Hati-hati kritik di Indonesia, bisa bikin kamu viral… di meja hijau!” ujar salah satu warganet sambil tertawa sumbang.

Birokrasi Hukum: Cepat Kalau Mau, Lambat Kalau Perlu

Penegakan hukum di Indonesia juga punya ritme yang unik—kadang cepat, kadang lambat, tergantung kepentingan. Kasus-kasus yang melibatkan rakyat kecil biasanya selesai lebih cepat, mungkin karena nggak banyak ‘variabel’ yang perlu dipertimbangkan. Tapi, kalau kasusnya melibatkan nama besar atau pihak yang punya ‘koneksi’, siap-siap saja menunggu lama.

Sebut saja kasus-kasus besar yang berhubungan dengan lingkungan. Ada perusahaan besar yang diduga merusak hutan atau mencemari sungai, tapi proses hukumnya berjalan seperti siput—pelan, penuh pertimbangan, dan kadang berhenti di tengah jalan. Di sisi lain, seorang petani yang membuka lahan secara ilegal bisa dengan cepat diadili dan dihukum. “Hukum kita mungkin lebih sayang sama yang punya modal, kali ya,” sindir seorang aktivis lingkungan.

“Serius Tapi Bercanda” di Dunia Hukum

Penegakan hukum di Indonesia itu seperti gabungan antara serius dan bercanda. Di satu sisi, kita punya aturan ketat, undang-undang, dan lembaga hukum yang lengkap. Tapi di sisi lain, penerapannya sering kali penuh dengan anomali. Hukum yang seharusnya jadi pedoman, kadang berubah jadi alat untuk melindungi kepentingan mereka yang punya kuasa, sementara rakyat kecil? Ya… mereka harus bersiap jadi korban sistem yang kadang tidak berpihak pada keadilan sejati.

Tentu saja, ada banyak upaya reformasi hukum yang dijalankan oleh pemerintah. Beberapa langkah positif telah diambil untuk memperbaiki birokrasi dan menghilangkan korupsi di sistem peradilan. Tapi, seperti biasa, janji-janji reformasi kadang terasa seperti janji seorang pacar yang suka PHP—ada, tapi entah kapan ditepati.

Kritik dan Harapan: Jangan Sampai Hukum Jadi Dagelan

Rakyat Indonesia sebenarnya tidak berharap terlalu banyak. Mereka hanya ingin hukum yang adil, yang tidak memandang siapa pelaku atau siapa korban, tetapi benar-benar ditegakkan sesuai aturan. Jangan sampai hukum di negeri ini jadi bahan tertawaan di dalam negeri, apalagi di luar negeri.

Gareng Petruk berpesan: Penegakan hukum bukanlah drama, apalagi komedi. Ini soal keadilan, soal masa depan bangsa. Kalau hukum terus dimainkan seperti sekarang, jangan heran kalau rakyat cuma bisa menertawakan hukum yang katanya “tegak,” tapi nyatanya sering jatuh ketika disandarkan pada uang dan kuasa.

Jadi, mari kita doakan, semoga penegakan hukum di Indonesia bisa kembali ke jalurnya—bukan jalur tikus, tapi jalur keadilan yang sejati!

Post Views: 419
Tags: KeadilanPasal KaretPenegakan Hukum

Related Posts

Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur
Pojok Opini

Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur

September 21, 2025
Pergantian Kepala Polisi : Rakyat Butuh Pengayom, Bukan Pengayom Penjahat
Pojok Opini

Ngaji Cyber Crime Bareng Ketua Umum Pasukan 08: Dari Hacker Kampung sampai Teroris Digital

September 20, 2025
Ketua Umum Pasukan 08 Luncurkan Teori Kriminologi Cybernetic
Intelijen Gareng Petruk

Ketua Umum Pasukan 08 Luncurkan Teori Kriminologi Cybernetic

September 19, 2025
Serial: Intelijen Cyber Level 1 – Siapa yang Perlu Membaca Buku Ini – “Dari Ibu Rumah Tangga sampai Pejabat Senayan
Intellijen Cyber

Serial: Intelijen Cyber Level 1 – Siapa yang Perlu Membaca Buku Ini – “Dari Ibu Rumah Tangga sampai Pejabat Senayan

September 15, 2025
Serial: Intelijen Cyber Level 1 – Mengapa Intelijen Cyber Penting di Era Digital – “Kalau HP Saja Bisa Disadap, Apalagi Hati?
Intellijen Cyber

Serial: Intelijen Cyber Level 1 – Mengapa Intelijen Cyber Penting di Era Digital – “Kalau HP Saja Bisa Disadap, Apalagi Hati?

September 15, 2025
Pergantian Kepala Polisi : Rakyat Butuh Pengayom, Bukan Pengayom Penjahat
Pojok Opini

Pergantian Kepala Polisi : Rakyat Butuh Pengayom, Bukan Pengayom Penjahat

September 14, 2025
Next Post
Cinta Dalam Semangkuk Soto: Romansa, Sindiran, dan Lelehan Kuah Panas

Cinta Dalam Semangkuk Soto: Romansa, Sindiran, dan Lelehan Kuah Panas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Foto : Kolonel Laut (K) dr.R. Rukma Juslim, Sp.JP., FIHA. Wakamed RSPAL dr. Ramelan Surabaya.

RSAL Ramelan Surabaya Guncang Dunia Medis: “Thrombectomy” Jadi Jurus Pamungkas Kalahkan Penyakit Jantung Tanpa Pasang Ring!

Juli 20, 2025
Jonggol Segera Punya Jalan Tol Rp15,37 Triliun: Warga Siap-Siap!

Jonggol Segera Punya Jalan Tol Rp15,37 Triliun: Warga Siap-Siap!

Oktober 4, 2024
Organ Tubuh: Saksi Bisu yang Mengungkap Kebenaran

Organ Tubuh: Saksi Bisu yang Mengungkap Kebenaran

April 30, 2025
7 Lokasi Wisata Di Sukamakmur Puncak Dua Bogor Yang Wajib Kamu Kunjungi Bareng Keluarga

7 Lokasi Wisata Di Sukamakmur Puncak Dua Bogor Yang Wajib Kamu Kunjungi Bareng Keluarga

November 29, 2024
Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur

Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur

September 21, 2025

EDITOR'S PICK

Bukan Lagi Wacana, Quick Win Peningkatan Kualitas RSUD Mulai Dijalankan

Bukan Lagi Wacana, Quick Win Peningkatan Kualitas RSUD Mulai Dijalankan

Januari 18, 2025
Terminal Arjosari Ganti Jurus: Ojek Online Ditalang, Bus Harus Tertib, Warga Disuruh Ngerti!

Terminal Arjosari Ganti Jurus: Ojek Online Ditalang, Bus Harus Tertib, Warga Disuruh Ngerti!

Juni 12, 2025
Wabup Mujiono, Hari Raya Kuningan, dan Jurus ‘Bahu-Membahu’ Ala Gareng Petruk

Wabup Mujiono, Hari Raya Kuningan, dan Jurus ‘Bahu-Membahu’ Ala Gareng Petruk

Mei 5, 2025
Polisi Tidur Berjejer di Klaten: Netizen Heboh, Kendaraan Pun Senam Lantai!

Polisi Tidur Berjejer di Klaten: Netizen Heboh, Kendaraan Pun Senam Lantai!

April 26, 2025

Tentang GarengPetruk.com

Harian Nasional Gareng Petruk

“Harian Nasional Gareng Petruk – berita tajam, jujur, dan kritis, disampaikan dengan humor segar ala warung kopi.”

Follow us

Kategori

Recent Posts

  • Khofifah Buka Job Fair 2025, Sambil Nyolek Luka Tragedi Ponpes Al Khoziny
  • Monumen Pers Siap Jadi Lokasi Pengukuhan Pengurus PWI Pusat 2025–2030
  • Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur
  • DPRD Kota Batu Mau Bangun Gedung Baru 70 Miliar: Rakyat Bingung, “Itu Gedung apa Disneyland?”
  • Jurnalis Gareng Petruk
  • Redaksi Harian Nasional Gareng Petruk
  • Pedoman Media Siber

© 2023 GarengPetruk.com - Portal Berita Nasional Ahliaiti.

No Result
View All Result
  • Beranda Rakyat Jelata
  • Tentang Gareng Petruk
    • Jurnalis Gareng Petruk
    • Pedoman Media Siber
    • Kode Etik Jurnalis Gareng Petruk
  • Merchandise
  • Indeks
  • Redaksi Harian Nasional Gareng Petruk
  • Login
    • Account
    • Dashboard
    • Edit

© 2023 GarengPetruk.com - Portal Berita Nasional Ahliaiti.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In