Jakarta, garengpetruk – Senin, 14 Juli 2025. Bunyi bel sekolah kembali menggema. Setelah libur panjang, anak-anak berseragam putih merah hingga putih abu-abu memenuhi ruang-ruang belajar dengan harapan baru. Tapi sekolah bukan sekadar rutinitas. Ia adalah jembatan menuju mimpi. Dan mimpi itu, jika dijaga bersama, akan membawa kita menuju satu tujuan besar: Indonesia Emas 2045.
Mimpi Tak Datang Saat Tidur
Bangsa ini tidak lagi sekadar bermimpi. Target Indonesia Emas 2045 adalah nyata. Tapi untuk mencapainya, mimpi tak cukup hanya dibayangkan saat tidur. Ia harus diperjuangkan dalam kesadaran, dalam kerja keras, dan lewat pendidikan yang berkualitas.
“Bermimpilah saat Anda tidak sedang tidur, sebab mimpi saat tidur hanya akan hilang setelah bangun.” — E. Handayani Tyas
Sekolah Dimulai, Proses Hidup Dimatangkan
Sekolah bukan cuma tempat mengejar nilai, tapi tempat membentuk nilai-nilai kehidupan. Di sanalah anak-anak belajar memilih, memahami makna hidup, dan menyiapkan masa depan.
Namun belajar tidak berhenti di ruang kelas. Belajar adalah proses seumur hidup. Sekolah punya batas—S3 adalah titik tertinggi secara formal. Tapi belajar sejati tidak mengenal titik.
Pendidikan Harus Relevan, UU Harus Maju
Sayangnya, di tengah laju perkembangan ilmu pengetahuan, kita masih memakai UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003. Sudah 20 tahun lebih, tapi belum juga disempurnakan. Padahal, dunia sudah berubah. Pendidikan harus mengikuti zaman, bukan tertinggal darinya.
Ingat Jepang pasca Perang Dunia II? Saat semua hancur, pertanyaan Kaisar adalah: “Berapa guru dan tenaga kesehatan yang masih hidup?”
Karena mereka tahu, bangsa dibangun oleh pendidik dan penyelamat jiwa.
Tiga Pilar Pendidikan: Kognitif – Afektif – Psikomotorik
Pendidikan bukan hanya soal otak (kognitif), tapi juga soal sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Siswa bukan hanya butuh materi, tapi juga perhatian, motivasi, dan rasa keterlibatan.
Zaman Cepat Butuh Orang Gesit
Di era sekarang, yang cepat mengalahkan yang lambat. Maka, pendidikan harus mendorong anak untuk:
-
Cepat mengenali masalah dan peluang
-
Cepat bergerak dan merespon
-
Cepat bertindak dan berinovasi
Kata kuncinya bukan hanya thinking out of the box — tapi kalau perlu, “No box!” Pendidikan harus memadukan teknikal skill dan soft skill, agar siswa siap kerja dan siap hidup.
Tips Menjadi Pelajar Tangguh
Berikut lima mindset yang penting dimiliki setiap siswa/mahasiswa agar bisa bertahan dan menang di zaman penuh tantangan:
-
Jangan mudah menyerah
-
Kelola waktu dengan baik
-
Haus informasi dan teknologi baru
-
Ambil setiap peluang yang datang
-
Peka terhadap situasi sekitar
Pendidikan adalah Kolaborasi, Bukan Ceramah Sepihak
Pendidikan bukan sekadar menyuruh, tapi bertumbuh bersama. Kolaborasi antara pendidik dan peserta didik harus tulus dan terus-menerus. Proses terbaik lahir dari semangat yang dibangun bersama.
Kata Terakhir: Terus Maju Walau Ingin Menyerah
Mari kita renungi pesan dari Nick Vujicic: “Berdoalah saat khawatir. Bersyukurlah saat mengeluh. Teruslah maju saat ingin menyerah.”
Jika semua anak negeri memegang prinsip ini, maka mimpi besar kita akan menjadi kenyataan. Dan ketika bel sekolah berbunyi pagi ini, sesungguhnya yang dimulai bukan hanya tahun ajaran, tapi langkah menuju masa depan Indonesia Emas 2045.
















