Jember – garengpetruk.com. – Kalau biasanya orang ke Rembangan buat cari udara segar dan selfie estetik, hati-hati sekarang bisa pulang bawa bonus: jantung deg-degan dan suspensi mobil jebol!
Pasalnya, warga Dusun Rayap, Desa Kemuninglor, Kecamatan Arjasa, Jember, mulai resah dan gelisah — bukan karena mantan nikah, tapi karena lantai saluran irigasi yang retak-retak kayak hubungan yang enggak direstui.
“Kalau air terus menggerus, jalan ini bisa ambles ke jurang! Lah, mau liburan malah liburan ke liang lahat,” ujar Buniman, Ketua RT 01 RW 09, sambil menunjuk lantai saluran yang udah kayak keripik singkong, tinggal nunggu patah.
Menurut Buniman, air kiriman dari RW 9 dan RW 10 saat musim hujan itu derasnya bisa saingan sama air terjun Niagara versi lokal. Sayangnya, lantai saluran yang harusnya kuat kayak komitmen pas pacaran… justru rapuh kayak janji pejabat pas kampanye.
“Air bocor ke jurang bekas longsoran, Mas. Lama-lama bisa-bisa aspalnya hilang, kita lewat mana? Nggak mungkin dong naik flying fox?” keluh Buniman dengan gaya khas warga +62: serius tapi tetap ramah.
Tak hanya lantai saluran, Buniman juga menyoroti penyangga jembatan kecil deket vila yang sudah rusak. Pelengsengan di bawah jembatan katanya tinggal nunggu waktu buat ‘check out’. Kalau ini dibiarkan, bisa-bisa jalur Rembangan jadi jalur kenangan.
“Ini jalur wisata, Mas. Masa tamu disambut sama tanah longsor? Kan ndak lucu! Nanti malah viral: ‘Wisata Ekstrem Rembangan – Tebing, Tikungan, Tiba-tiba Terjun’,” imbuhnya sambil menatap nanar ke arah turunan tajam.
—
Pemerintah: Tolong Dengar, Warga Bukan Paranormal
Warga sudah bukan cuma mengeluh, tapi juga memprediksi. Tapi jangan salah, mereka bukan dukun. Mereka hanya realistis: kalau nggak diperbaiki, ya tinggal tunggu waktu. Jurang tak pernah tidur, air tak pernah lelah, dan anggaran… entahlah, mungkin masih nyasar di birokrasi.
GarengPetruk.com menyarankan:
🔧 Pemkab Jember sebaiknya segera turun gunung (secara harfiah, bukan pakai Zoom)
📋 Audit ulang semua titik rawan longsor
📸 Stop pencitraan, mulai pengecoran!
Karena kalau jalan ambles dan wisatawan batal datang, maka pendapatan hilang, pedagang sepi, dan warga cuma bisa jual rujak sambil nangis di bibir jurang.
—
GarengPetruk.com – Di mana ada retakan, di situ rakyat butuh tindakan.