Mahasiswa zaman sekarang itu ibarat sinyal Wi-Fi gratis di kampus:
ada tapi kadang putus-nyambung, apalagi kalau disuruh inisiatif.
Kuliah? Absen.
Tugas? Cari jawaban.
Organisasi? Cuma numpang foto.
Passion? Rebahan.
Eh, tapi tunggu dulu! Ada angin segar dari kalangan mahasiswa:
BUMMA – Badan Usaha Milik Mahasiswa!
Bukan koperasi reborn. Bukan juga warung sebelah. Tapi ini gerakan serius dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk kemajuan kampus.
BUMMA Bukan Buat Cuan Instan, Tapi Membangun Masa Depan
Arfian, inisiator sekaligus penggagas ide yang juga Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum, berbicara penuh semangat:
“Kita gak pengen mahasiswa cuma jadi kolektor KRS. Kita ingin mereka jadi penggerak. Kreatif, mandiri, dan siap kerja bahkan sejak semester muda!”
BUMMA hadir bukan untuk bersaing dengan kantin ibu dosen, tapi jadi ruang tumbuh dari ide-ide mahasiswa yang sering dibilang “nanti aja”.
Mimpi Kami: Dari Kuliah ke Dunia Usaha
Visi BUMMA jelas:
Mahasiswa bisa mulai membangun bisnis dari semester awal.
Bisa ikut inkubator ide.
Dapat mitra bisnis.
Dan akhirnya…
Lulus bukan cuma bawa toga, tapi juga bawa omzet!
Kata Petruk sambil ngunyah tahu isi,
“Wisuda sambil bawa slip gaji sendiri, itu baru mahasiswa mandiri!”
Rencana Aksi: Bukan Basa-Basi
BUMMA gak cuma jago wacana.
Berikut deretan program dan langkah nyata mereka:
✅ Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), untuk mewujudkan ini kami telah membuat badan hukum dalam bentuk Yayasan Sekolah Vokasi Digital Indonesia :
Mahasiswa bakal punya sertifikat keahlian, bukan cuma selembar transkrip nilai. Ini buat bantu mereka masuk dunia kerja tanpa perlu pakai joki!
✅ Kemitraan Fakultas Hukum dengan MAPS Lawyer Indonesia yang akan segera di tanda tangani dengan dekan Fakultas Ilmu Hukum Dr. Suyud Margono :
Dosen dan praktisi gandeng bareng, mahasiswa hukum bisa langsung ikut belajar menangani perkara — dari ruang kelas ke ruang sidang!
✅ Program Magang Nyata di Media Pemberitaan dan Penerbitan garengpetruk.com :
Bukan magang modal stempel, tapi magang beneran yang kasih pengalaman, keahlian, dan koneksi. Kalau beruntung, pulang bawa peluang kerja!
✅ Unit Penerbitan Mahasiswa:
Dipimpin oleh Irwan Nazri, mahasiswa Fakultas Hukum yang juga Direktur Operasional PT Harian Nasional Gareng Petruk.
Buku pertama mereka “Jelajah Budaya” laris manis!
“Kami tak menyangka, penerbitan ini bisa jadi lahan berkarya dan penghasilan bagi mahasiswa. Semua tim kami dari kampus, tapi kualitas tetap profesional,” ujar Irwan bangga.
Breaking News: 29 Juli, Pre-Launching Aplikasi Karya Mahasiswa!
Tak puas dengan bisnis konvensional, BUMMA akan meluncurkan aplikasi revolusioner:
PasarHub – Aplikasi Ojek Online dan Marketplace Mahasiswa!
Apa bedanya?
Harga termurah buat konsumen!
Dompet driver tetap tebal!
Arfian menjelaskan:
“Kami ingin menciptakan ekosistem ekonomi digital yang adil. Bukan hanya untung buat pemilik aplikasi, tapi juga memberdayakan driver dan mahasiswa yang bergabung!”
Tanggal 29 Juli akan menjadi sejarah: anak kampus resmi menantang para unicorn!
Ibu Serepina Tiur Maida: Dosen yang Percaya Mimpi Mahasiswa
Dosen pengampu ide ini, Ibu Serepina Tiur Maida, jadi pilar utama.
“Saya percaya semua ide mahasiswa itu seperti benih. Kalau disiram dan dirawat, pasti tumbuh. BUMMA jadi bukti nyata, bahwa mahasiswa kita mampu lebih dari sekadar tugas kelompok,” tegas beliau.
Ayo Reborn, Kampus Jangan Cuma Nostalgia
BUMMA butuh dukungan dari seluruh elemen: yayasan, rektorat, dekanat, dosen, alumni, hingga fakultas-fakultas yang ada.
“Kalau gak dimulai sekarang, kapan lagi? Kampus harus bangkit! Mahasiswa harus naik kelas!” seru Arfian dengan gaya aktivis tapi senyum reseller.
Gareng nyeletuk sambil ngopi:
“Lah ini baru namanya kampus merdeka, bukan cuma bebas skripsi, tapi bebas berkarya!”
Petruk menimpali sambil ngelap mulut:
“Kalau gini terus, bentar lagi ada banyak aplikasi yang menawarkan solusi untuk masyarakat… terus di bawahnya: Powered by Mahasiswa Kampus UMT!”