Jakarta, 18 Agustus 2025 — Kabar duka datang dari keluarga besar Partai NasDem. Dengan penuh rasa duka cita, bangsa ini kehilangan salah satu putra terbaiknya: I Gusti Kompyang (IGK) Manila, tokoh bangsa, pejuang, sekaligus Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai NasDem. Beliau juga menjabat sebagai Gubernur Akademi Bela Negara NasDem dan Ketua Dewan Penasehat DPP GARPU NasDem.
Almarhum wafat pada Senin, 18 Agustus 2025 di Jakarta, dan akan disemayamkan selama dua hari di Akademi Bela Negara (ABN) NasDem.
Sosok yang Tidak Pernah Lelah Mengabdi
IGK Manila bukan sekadar nama panjang yang biasa ditulis di spanduk partai. Beliau adalah sosok panutan yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk bangsa. Dari dunia perjuangan, pengabdian politik, hingga pendidikan kader bangsa, almarhum dikenal sebagai pribadi yang tegas, disiplin, namun penuh welas asih.
Bagi keluarga, beliau adalah orang tua yang hangat. Bagi kerabat politik, beliau guru dan penasehat. Bagi rakyat jelata, beliau adalah bukti nyata bahwa pejuang sejati tidak pernah pensiun dari urusan rakyat.
Doa untuk Sang Pejuang
Kepergian beliau meninggalkan duka yang dalam, bukan hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi bangsa Indonesia.
Doa pun dihaturkan agar atma almarhum menemukan jalan terbaik menuju moksa, menyatu dengan Sang Hyang Widhi Wasa, serta mendapatkan tempat yang luhur di alam niskala.
Kepada keluarga besar yang ditinggalkan, GARPU NasDem menyampaikan simpati dan doa agar diberi kekuatan serta ketabahan menghadapi cobaan berat ini.
Warisan yang Tak Lekang Waktu
“Selamat jalan pejuang bangsa. Jasa dan pengabdianmu akan selalu hidup dalam ingatan dan menjadi warisan berharga bagi generasi penerus,” begitu pesan haru yang mewakili keluarga besar GARPU NasDem.
Ketua Umum DPP GARPU, Pietra Paloh, juga menyampaikan kesannya:
“Bagi kami, almarhum bukan hanya penasehat, tetapi guru kehidupan. Beliau menanamkan nilai keberanian, keteguhan, dan pengabdian. Semangat itu akan kami teruskan, karena IGK Manila adalah teladan yang tidak pernah pudar.”
Ketua GARPU DKI Jakarta, Suherman Aslim, menambahkan:
“Jakarta kehilangan seorang penopang semangat kebangsaan. Beliau selalu mengingatkan kami agar politik itu tidak sekadar soal perebutan panggung, tapi jalan untuk melayani rakyat. Itu akan selalu jadi pegangan kami.”

Sementara Arfian, Wakil Ketua GARPU DKI Jakarta, ikut menyampaikan duka:
“Almarhum mengajarkan bahwa kesetiaan kepada bangsa harus lebih besar dari kesetiaan pada diri sendiri. Pesan sederhana tapi dalam itu yang akan terus kami jaga dan teruskan.”
Gareng Petruk Punya Catatan:
Kalau ada orang bilang politik itu hanya soal kursi, mungkin mereka belum pernah belajar dari almarhum IGK Manila. Beliau membuktikan politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan jalan panjang pengabdian.
Dan sekarang, kursi yang beliau tinggalkan bukan sekadar kosong, tapi jadi pengingat bagi siapa saja yang mau duduk di situ: “Jangan cuma gaya, tapi mengabdi nyata.”

Dari Kami yang Kehilangan:
Keluarga Besar GARPU NasDem
















