Oleh : Eko Setyo Atmojo
Klaten, negeri yang katanya bakal “bersinar nyata tenan” di bawah bendera Yoga Hardaya dan Sova Marwati, tiba-tiba jadi pusat perhatian Kamis pagi (21/11). Dalam kampanye pamungkasnya, pasangan calon nomor urut 1 ini memilih cara yang cukup unik dan sehat: senam massal di lima titik, termasuk di lapangan Trucuk. Apakah ini senam untuk kesehatan fisik atau kesehatan politik? Hanya Tuhan dan calon pemilih yang tahu.
Dengan target muluk 65 persen suara, Yoga Hardaya tampil di hadapan ratusan ibu-ibu yang antusias—atau mungkin sekadar cari doorprize sepeda gunung—dan memulai orasi dengan gaya khasnya. Ia mengingatkan, “Sesuk sing dicoblos nomor 1, sing eneng cewek ayu!” (Besok yang dicoblos nomor 1, yang ada cewek cantik!).
Ah, strategi politik berbasis kecantikan. Apakah ini pertanda baru bahwa estetika mulai jadi kriteria memilih pemimpin? Siapa tahu, di Klaten yang katanya bakal jadi “Padang Jingglang,” semua urusan bisa selesai dengan wajah cantik dan jalan terang benderang.
Perempuan Klaten, Wirausaha, dan Klaten Bersinar
Yoga, dengan senyum optimisnya, mengklaim dirinya sebagai satu-satunya calon yang membawa keterwakilan perempuan ke meja Pilkada. Katanya, ini bentuk penghormatan kepada kaum hawa. Namun, jangan salah, dia bukan hanya mau menghormati, tapi juga mengajak perempuan Klaten untuk membangun daerah.
Komitmen pemberdayaan ekonomi juga jadi bumbu utama kampanyenya. Yoga berjanji menciptakan wirausaha baru agar “Klaten ora ono pengangguran” (Klaten tidak ada pengangguran). Mungkin setelah senam ini, para ibu-ibu bisa mulai membuka usaha jasa aerobic di pelosok-pelosok desa?
Dan tentu saja, semboyan besar “Klaten Padang Jingglang” digaungkan lagi. Dalam bahasa yang lebih teknis, Yoga menjelaskan bahwa tidak akan ada jalan gelap di masa pemerintahannya. Semuanya akan terang benderang, termasuk, semoga, laporan keuangan pemerintah daerah.
Doorprize dan Realita
Acara senam ditutup dengan bagi-bagi doorprize yang, seperti biasa, jadi daya tarik utama. Sepeda gunung dari Bos Kiat Motor Klaten berhasil memikat peserta untuk tetap bertahan meski panas terik matahari tak kenal kompromi.
Namun, di balik keceriaan ini, ada pertanyaan yang menggantung di udara: apakah janji-janji ini hanya sebatas retorika kampanye? Apakah jalan yang terang akan benar-benar membawa Klaten pada kemajuan, atau hanya bikin jalan-jalan jadi tempat selfie tengah malam?
Merenung di Masa Tenang
Yoga mengajak masyarakat untuk merenung dan memilih dengan hati nurani. Mungkin memang butuh perenungan mendalam untuk menentukan apakah Klaten akan memilih “Padang Jingglang” atau jalan lain yang, siapa tahu, juga tak kalah benderang.
Sementara itu, para ibu-ibu pulang dengan senyum puas, entah karena kampanyenya, doorprizenya, atau sekadar senam pagi gratis. Siapa pun yang menang nanti, yang jelas, ibu-ibu ini sudah jadi pahlawan olahraga Klaten.
Pilkada tinggal menghitung hari. Apakah Yoga-Sova benar-benar akan membawa Klaten ke era “bersinar nyata tenan”? Mari kita tunggu, dengan harapan jalan terang juga mengantarkan mereka ke janji-janji yang benar-benar ditepati.
















