Bogor — Kabupaten Bogor lagi heboh, tapi bukan karena jalan rusak atau harga cabai naik. Ini karena Festival Film Kabupaten Bogor (FFKB) 2025 bakal digelar, dan tadah! Kecamatan Sukamakmur sudah angkat tangan duluan sambil bawa kamera, tripod, dan harapan tipis-tipis masuk nominasi.
Hingga awal Oktober ini, 20 kecamatan sudah resmi daftar dan mulai produksi film masing-masing. Sisanya masih sibuk debat judul film, cari pemeran utama, dan nyari drone pinjaman dari tetangga. Pokoknya suasana kreatif, tapi tetap miskin budget.
Sinopsis Film ala Sukamakmur
Film ini menceritakan… ya pokoknya tentang Sukamakmur.
Tentang perjalanan, keindahan, dan romantika hidup di kaki Gunung Batu. Ada sawah, ada cinta tak sampai, ada bukit estetik, dan tentu saja ada warga yang tetap santai walau sinyal hanya muncul jam 2 pagi.
Film ini juga menampilkan:
Gunung Batu yang berdiri megah, kayak gebetan yang tak tergapai,
Wisata alam yang estetik, cocok buat healing atau update status,
Dan anak muda Sukamakmur yang kreatif, meski kameranya kadang minjem dari studio fotocopy sebelah.

Komentar Tokoh-Tokoh Penting (dan Penting Ngasih Komentar)
PLt Camat Sukamakmur, Bapak Gogo Badarudin, berkata dengan penuh wibawa dan kopi di tangan:
” Kami sangat bangga atas kreatifitas para pemuda. Semoga film ini jadi inspirasi, bukan hanya tontonan pas listrik mati.”
Ketua Karang Taruna, Ruddy Andi Sumarna, juga angkat suara—meski belum hafal script:
” Ajang ini bikin warga makin kreatif. Kalau filmnya viral, kami siap buka fans club. Kalau gagal… ya, minimal jadi konten TikTok.”
Menuju Festival Film Kabupaten Bogor 2025
Film Sukamakmur siap jadi tontonan yang ditunggu—kalau bukan karena jalan ceritanya, ya karena penontonnya penasaran: “Ini film atau vlog wisata plus curhat mantan?”
Festival ini bukan cuma soal piala, tapi juga: ✅ Ruang berekspresi,
✅ Panggung buat nampang potensi lokal,
✅ Dan kesempatan membuktikan bahwa Bogor bukan hanya Puncak Macet dan hujan setiap 5 menit.
Pemkab berharap:
” Mari kita tunggu hasilnya. Setiap kecamatan punya cerita—entah tentang cinta, perjuangan, atau WiFi yang tak pernah stabil.”
Warga Antusias, Penonton Siap Nonton, Pemerintah Siap Meresmikan
Warga Sukamakmur sudah siap—meski sutradaranya sering hilang sinyal dan kameramennya lebih sering ngopi daripada nge-shot.
Yang jelas:
Film boleh sederhana, tapi semangat warganya level festival internasional.
















