Jember – garengpetruk.com
Di negeri yang kadang aturan lalu lintas dianggap hiasan jalan dan klakson dianggap bahasa cinta, Satlantas Polres Jember berinisiatif nyeleneh nan bermartabat: bikin santri dan mahasiswa jadi pelopor keselamatan!
Bukan sulap bukan sihir, ini nyata: Program Pondok Pesantren Road Safety dan Kampus Pelopor Keselamatan mulai digulirkan. Satlantas tak mau kalah dengan ustaz dan dosen—turun langsung dari jalan ke majelis, dari tilang ke tausiah, dari peluit ke PowerPoint.
> “Kalau di pondok pesantren kan banyak santri dan santriwati, tapi sentuhan dari Satlantas dipandang masih kurang,”
kata AKP Bagas Simarmata, Kasat Lantas Polres Jember, sambil membetulkan rompinya.
SANTRI OJO NGEGAS TANPA REM IMAN
Di Ponpes Nuris, para santri yang biasanya pegang kitab kuning, sekarang pegang setang motor (dengan helm full face tentunya). Ada simulasi uji SIM, coaching clinic, sampai praktik naik motor dengan adab dan aturan. Bukan hanya ngaji, sekarang santri juga belajar ngebut syar’i.
“Kalau umurnya udah 17 tahun, ya ayo uji SIM, jangan cuma uji kesabaran warga!” ujar Pak Bagas sambil nyengir.
Gareng Petruk yang sempat menyamar jadi santri kilat juga heran, “Biasane santri latihan adzan, saiki latihan nyetir zig-zag, ya mugo-mugo slamet!”
MAHASISWA KRITIS, KASAT LANTAS SIAP DEBAT
Kalau santri digarap dengan simulasi dan demo praktik, mahasiswa diajak diskusi gaya kopi darat. Di kampus, Satlantas bikin Forum Discussion Group alias FGD. Tapi jangan bayangin tegang kayak debat capres, ini versi santai: bisa sambil nyeruput kopi dan bahas marka jalan yang hilang entah ke mana.
“Mahasiswa itu kan kritis, kita ajak diskusi. Biar mikir bareng soal keselamatan lalu lintas,”
kata Kasat Lantas yang diam-diam mulai akrab dengan jargon anak muda: Safety is sexy, Bro.

JEMBER PENYUMBANG LAKA TERTINGGI, KAPAN SADAR?
Menurut data, Jember masih top scorer dalam urusan kecelakaan di Jawa Timur. Tapi bukan itu ranking yang dibanggakan. Itulah kenapa program ini digencarkan. Bukan buat gaya-gayaan, tapi buat menyelamatkan masa depan dari nasib tragis di perempatan jalan.
> “Target utama, ya menurunkan angka laka. Kita gak mau Jember terus-terusan jadi juara yang salah,” pungkas Pak Bagas, kali ini dengan nada serius.
KATA GARENG PETRUK: GAK CUKUP PUNYA SIM, TAPI PUNYA SIMPATI
Gareng Petruk cuma bisa manggut-manggut sambil naik sepeda onthel:
“Program apik, tinggal implementasine. Ojo mung ceremonial selfie bareng pelajar terus wis rampung. Keselamatan itu soal karakter, bukan sekadar kelengkapan surat.”
Santri, mahasiswa, sopir odong-odong, sampe emak-emak naik matic:
Jadilah pelopor keselamatan, bukan pelopor kecemasan.
Ingat, jalan raya itu bukan sirkuit MotoGP, dan nyawa bukan spare part yang bisa dibeli di marketplace!
















