Banyuwangi – GarengPetruk.Com
Di tengah kemelut berita soal demo, tilang online, dan parkir liar yang makin liar dari petugasnya, ada angin segar dari ujung timur Jawa: Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, bareng sang Ibu Negara Bhayangkari lokal—Ny. Nova Rama—turun gunung… eh, turun ke taman kanak-kanak, sodara-sodara!
Yup, Kamis (15/05/2025), mereka blusukan ke TK Kemala Bhayangkari 36 dalam acara Polisi Sahabat Anak. Dan bukan cuma satu TK loh, tapi seantero cabang TK Kemala se-Kota Banyuwangi ikut gegap gempita. Anak-anak? Bahagia. Polisi? Sumringah. Orang tua? Bisa napas lega, anaknya kenalan sama polisi bukan karena maling ayam.
“Polisi Itu Teman, Bukan Tokoh Horor”
Di acara itu, anak-anak dikenalin sama profesi polisi. Tapi tenang, bukan lewat adegan tangkap maling atau razia knalpot brong. Tapi lewat nyanyi-nyanyi, main peran, dan belajar rambu lalu lintas. Semua dikemas asik, tanpa sirine yang bikin jantung deg-degan.
Kapolresta bilang, “Kami ingin menanamkan bahwa polisi adalah sahabat, bukan untuk ditakuti.” Wah, Petruk sampe pengin daftar jadi murid TK lagi, demi bisa nyanyi bareng pak polisi. Daripada nyanyi surat tilang oh surat tilang…
Bhayangkari: Bukan Cuma Arisan, Tapi Aksi Nyata
Yang bikin tambah manis, Bhayangkari juga turun tangan. Nggak cuma dandan rapi ala majelis ta’lim tapi bawa MBG alias Makanan Bergizi Gratis. Katanya buat dukung tumbuh kembang anak. Bagus! Biar anak-anak kuat badannya, tapi juga kuat mentalnya. Biar kelak, kalau ditilang, bisa debat santun dengan logika, bukan cuma nangis di TikTok.
Petruk Ngarang Kesimpulan: Edukasi Dimulai dari TK, Biar Dewasa Gak Terlambat
Acara ini dapet sambutan hangat dari guru dan orang tua. Mereka berharap polisi dan sekolah bisa terus kerja bareng. Bukan cuma jaga jalan pas upacara 17-an, tapi bener-bener bantu bentuk karakter anak-anak.
Petruk ikut mengaminkan. Karena kalau pendekatan baik sudah dimulai sejak dini, siapa tahu kelak ketika dewasa, anak-anak ini tumbuh jadi warga negara yang cinta tanah air, disiplin berlalu lintas, dan nggak main HP pas nyetir—biar nggak viral karena kecelakaan, tapi karena prestasi.
Penutup: Polisi Sahabat Anak, Bukan Sahabat Tilang
Nah, begitulah kabar dari Banyuwangi. Kali ini bukan tentang penangkapan, tapi tentang pelukan dan senyuman. Semoga kegiatan seperti ini jadi rutinitas, bukan insiden langka. Karena masa depan bangsa tak cuma butuh polisi yang gagah, tapi juga anak-anak yang merasa aman di dekatnya.
Ditulis dengan senyum oleh: Didik H & Petruk
“Kalo kecilnya kenal polisi karena senyum, besarnya gak perlu takut setiap lihat razia.” — Gareng