Di warung kopi kampung, orang-orang kecil lagi ramai membicarakan kabar soal pergantian Kepala Polisi. Bukan soal seragamnya gagah atau pangkat bintangnya berderet, tapi soal satu hal sederhana: “Apa dia nanti tegas sama penjahat, dan ramah sama rakyat?”
Sebab rakyat ini capek kalau aparat kerasnya ke wong cilik yang lagi cari makan, tapi jadi jinak kalau ketemu begundal berkantong tebal. Kata Petruk sambil ngelus jenggot imajiner, “Kepala Polisi itu bukan buat jadi patung di baliho, tapi jadi tameng rakyat dari kejahatan.”
Gareng nyeletuk, “Lha iya, wong rakyat butuh polisi yang tidak buat merinding. Polisi itu harus jadi pengayom masyarakat, bukan pengayom penjahat. Kalau rakyat butuh bantuan, datangnya jangan kayak mau grebek maling. Tapi kalau ketemu maling beneran, jangan malah cengengesan!”

Analisa Calon Kepala Polisi
Dari kasak-kusuk politik Gedung Dewan dan Istana, beberapa nama jenderal mulai beredar:
- Komjen A, sosok yang dikenal jago di lapangan, keras terhadap mafia narkoba. Tapi tantangannya, dia harus membuktikan bisa dekat dengan rakyat, bukan hanya tegas di atas podium.
- Komjen B, dikenal punya jam terbang di intelijen. Pandai membaca situasi, tapi jangan sampai hanya jadi “Kepala Polisi meja rapat” yang sibuk bikin laporan tanpa aksi nyata di jalanan.
- Komjen C, punya rekam jejak reformasi di tubuh Polri. Banyak anak buah yang hormat, tapi juga ada catatan kasus lama yang bisa jadi batu sandungan kalau tidak segera dibersihkan.
Rakyat kecil tidak peduli siapa namanya, mau A, B, atau C. Yang penting, ketika duduk di kursi Kepala Polisi, dia berani menghadapi penjahat besar, mafia, koruptor, dan para pengkhianat bangsa—bukan malah main cantik demi kursi atau kepentingan kelompok.

Statement Ketua Umum DPP Pasukan 08
Ketua Umum DPP Pasukan 08, dalam keterangannya menegaskan:
“Kami dari Pasukan 08 berharap Kepala Polisi yang baru nanti betul-betul menjadi pengayom rakyat, bukan pengayom penjahat. Polisi harus ramah kepada masyarakat, namun keras dan tanpa kompromi kepada penjahat, bandar narkoba, koruptor, dan siapa saja yang mengancam persatuan bangsa. Presiden membutuhkan Kepala Polisi yang setia kepada negara, bukan kepada kelompok atau konglomerat hitam. Kami, relawan Pasukan 08, akan selalu mengawal agar Polri tetap berdiri di pihak rakyat, bukan di pihak penindas.”
Harapan rakyat sederhana: Kepala Polisi jangan bikin takut orang jujur, tapi bikin gemetar orang jahat.
Seperti kata Gareng sambil tepuk pundak Petruk, “Rakyat butuh polisi yang senyumnya bikin tentrem, tapi tatapannya bikin penjahat ciut nyali.”