Bogor Timur, Oktober 2024 — Di tengah hiruk-pikuk proyek strategis nasional pembangunan Waduk di Cariu, Makmur Iskandar, Ketua Pasukan 08 Bogor Timur, turun gunung! Bukan cuma sekedar turun, tapi benar-benar terjun langsung mengawal proses ganti rugi lahan warga yang terkena dampak proyek besar ini. Kalau biasanya ketua organisasi sibuk di belakang layar, kali ini Makmur memilih berada di garis depan, memastikan hak-hak warga terbayar lunas. “Kawal terus sampai tuntas!” begitu semboyannya, lantang diucapkan.
Proyek besar pembangunan waduk ini memang sudah jadi sorotan, bukan hanya karena skalanya yang besar, tapi juga karena dampaknya pada lahan warga. Waduknya mungkin penting untuk irigasi dan penyediaan air, tapi jangan sampai impian negara bikin waduk, malah bikin warga kena “waduk-wadukan” gara-gara nggak dapat ganti rugi yang layak.

Pasukan 08: Lebih dari Sekadar Pengawal
Makmur Iskandar dan Pasukan 08 Bogor Timur tidak main-main. Ini bukan sekadar “teman rakyat” yang nongkrong di pinggir proyek, mereka benar-benar mengawal proses ini dengan sepenuh hati. “Kami ada di sini untuk memastikan proyek selesai cepat, tapi warga juga harus dapat haknya,” ujar Makmur saat ditemui di lokasi. Dengan penuh semangat, ia dan tim Pasukan 08 tak segan mendatangi kantor-kantor terkait, meminta kejelasan, dan menuntut kepastian tentang kompensasi yang seharusnya diterima warga.
“Negara memang butuh waduk, tapi jangan sampai warga kena waduk di hatinya,” ucap Makmur sambil tertawa kecil, namun dengan nada serius. “Proyek besar tanpa perhatian pada warga terdampak, ya itu namanya salah urus!” sindirnya.
Ganti Rugi, Jangan Sampai Jadi “Janji Manis”
Selama proses pembangunan waduk, banyak warga yang terkena dampak langsung. Tanah mereka tergerus proyek, tapi ganti rugi seringkali cuma jadi obrolan di atas kertas. Nah, di sinilah Pasukan 08 hadir sebagai penjaga keadilan, bukan cuma untuk proyek, tapi juga untuk hak-hak warga.
Salah satu warga yang terdampak, Pak Uca, bercerita, “Saya sih setuju saja tanah dipakai buat waduk, asal ganti ruginya jelas, jangan cuma janji manis. Ntar yang dapet malah cuma yang manis-manis di atas.” Ucapan Pak Uca mengandung sindiran tajam, yang diamini banyak warga lainnya. Mereka tak ingin ganti rugi cuma jadi isu hangat di media, sementara hak-hak mereka tak kunjung cair.
Makmur Iskandar dengan santai merespons, “Kalau ada yang coba-coba bermain janji, ya kita kawal sampai hak warga keluar. Janji itu enak didengar, tapi kalau warga dirugikan, kita yang bakal teriak paling kencang.”

Proyek Selesai, Hak Warga Juga Selesai
Makmur dan Pasukan 08 punya misi jelas: proyek waduk harus selesai cepat, tapi hak-hak warga juga harus selesai tepat. Gak ada yang boleh tertinggal, apalagi sampai ada yang mencoba-coba melenggang di atas penderitaan warga. “Kalau proyek selesai tapi hak warga nggak dipenuhi, itu sama saja ngerjain setengah-setengah. Kita di Pasukan 08 ogah kerja setengah-setengah, apalagi soal keadilan,” tegas Makmur.
Dengan gaya khasnya yang santai tapi tegas, Makmur menyindir, “Mungkin ada yang berpikir, ‘ah, ganti rugi bisa belakangan, yang penting waduk jadi dulu.’ Nah, itu keliru besar. Ganti rugi harus duluan, karena kalau warga nggak dapat haknya, siapa yang mau terima waduk ini?”
Harapan Baru, Proyek Lancar
Proyek besar seperti ini, jika berjalan lancar, tentu membawa banyak manfaat bagi wilayah Bogor Timur. Tetapi, jangan sampai proyek ini jadi batu sandungan bagi kepercayaan warga terhadap pemerintah. Makmur menyebut, “Kita mau pastikan pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tapi juga pembangunan keadilan sosial.”
Proyek ini memang di bawah payung Proyek Strategis Nasional yang katanya demi kesejahteraan bersama, tapi apa gunanya proyek mewah jika rakyatnya tidak sejahtera? Makmur terus menekankan, “Kawal terus sampai tuntas! Warga harus dapat haknya, proyek pun harus lekas selesai. Jangan ada yang dilupakan, apalagi diabaikan.”
Penutup: Apresiasi atau Sindiran Terselubung?
Di balik semangat kawal-mengawal, Makmur Iskandar dan Pasukan 08 sebenarnya sedang mengirimkan pesan halus. Mereka memberi apresiasi pada pemerintah, tapi sekaligus mengingatkan bahwa hak-hak rakyat tidak bisa dianggap enteng. “Ini proyek besar, tapi ingat, yang lebih besar adalah keadilan untuk warga,” ucap Makmur sambil tersenyum penuh makna.
Jadi, buat yang bertanggung jawab atas proyek ini, ingat pesan dari Makmur: kawal terus sampai tuntas! Karena jika sampai ada yang melenggang tanpa memenuhi kewajiban, Pasukan 08 pasti sudah menyiapkan aksi. Proyek waduk mungkin penting, tapi keadilan untuk warga itu lebih penting lagi.
















Semangat Bantu Rakyat…
Semangat Bantu Rakyat