Warga yang lewat Jalan Delanggu–Juwiring dimohon nggak usah sok ngebut kayak Valentino Rossi lokal, soalnya ada bagian jalan yang longsor parah di pinggir Desa Juwiring.
Iya, longsor beneran, bukan hati mantan yang tiba-tiba amblas pas liat kamu boncengan sama orang lain. 😭
💔 Jalan Ambrol, Pemerintah Cuma Mangap
Berdasarkan pantauan tim Gareng–Petruk yang datang naik motor mio karatan tapi penuh semangat, kondisi jalan ini bikin jantung deg-degan.
Talutnya ambrol, tanahnya longsor sepanjang 10 meter, kayak rambut kriting kena minyak kayu putih—runtuh pelan tapi pasti.
Yang bikin tambah horor, lampu jalan di situ mati semua. Gelapnya bukan main, sampai-sampai jangkrik pun bingung, “Ini malam apa lubang hitam sih?”
☕ Warga Masih Setia di Warung Kopi
Menurut Pak Sumarwan, pemilik warung kopi legendaris di deket lokasi, longsor ini bukan barang baru.
“Wes loro taun, mas. Longsore wis kaya sodara, tiap lewat tak sapa ‘Heh, kowe durung diperbaiki yo?’” katanya sambil ngaduk kopi hitam tanpa takaran, tapi penuh perasaan.
Tiap sore, warungnya jadi tempat warga ngerumpi sambil taruhan siapa duluan jatuh ke jurang — bukan karena maki, tapi karena ngerem telat.
Ada yang nyeletuk, “Kalo Pemda nggak turun tangan, yo paling nanti jalan ini dikasih nama Jurang Kenangan.”
🏛️ Kepala Desa Sudah Lapor, Tapi Suratnya Mungkin Nyasar ke Planet Lain
Kepala Desa setempat bilang, udah ngelapor ke Pemda secara tertulis dan lisan.
“Kita sudah melaporkan kondisi ini ke pemerintah daerah, secara tertulis juga sudah pernah,” ujarnya dengan nada pasrah tapi tetap beradab.
Tim Gareng–Petruk menduga, surat laporannya mungkin masih nyangkut di tumpukan berkas bantuan sapi, atau diselipin di belakang kalender 2023 yang belum diganti.
Pokoknya, dilaporin sih udah, ditanggepi belum — klasik.
🙏 Doa Warga: Semoga Jalan Nggak Tambah Amblas, dan Pemda Nggak Tambah Ambyar
Warga berharap Pemda segera memperbaiki jalan ini biar nggak makin ngeri.
Soalnya, kalau terus dibiarkan, bisa-bisa warga bikin wisata ekstrem “Selfie di Bibir Longsor” — gratis, tapi deg-degan.
Gareng menutup laporan ini sambil nyeletuk ke Petruk:
“Truk, kayaknya longsor ini bukan karena hujan deh, tapi karena beratnya janji pemerintah yang nggak ditepati.”
Dan Petruk jawab santai sambil ngopi:
“Wis, ben wae. Yang penting kopi masih manis, walau janji manisnya belum datang.”
Catatan Redaksi:
Jika pembaca lewat jalan Delanggu–Juwiring malam-malam, tolong jangan cuma nyalain lampu motor, tapi juga nyalain akal sehat.
Ingat, longsor bisa dihindari, tapi nasib kalau sial tetap nggak bisa dihindari. 😆
















