Manado – Cuaca politik di Sulawesi Utara (Sulut) mulai menghangat, bahkan hampir mendidih! Mulai dari calon gubernur, calon walikota, hingga calon bupati berlomba-lomba mendekati DPD Pasukan 08 Sulut. Siapa yang tak ingin didukung oleh kelompok relawan paling militan di Pilpres 2024 lalu, yang berhasil menggerakkan massa dengan senyuman? Namun, meski mereka terus jadi rebutan, Sofian Malonda, Ketua DPD Pasukan 08 Sulut, menegaskan bahwa Pasukan 08 bukanlah relawan sembarangan.
“Perintah dari Ketua Umum kami, Arfian, jelas. Kami harus mendukung pemimpin terbaik menurut masyarakat, bukan yang terbaik menurut kantong,” ujar Sofian sambil tersenyum tenang, penuh makna. “Cari yang benar-benar punya hati untuk rakyat, yang sudah jelas track record-nya, dan yang sungguh-sungguh ingin membangun Sulut, bukan membangun rekening pribadi.”
Apa itu PS 08? Maaf, Bukan di Sini!
Lucunya, beredar juga mis informasi di lapangan. Ada yang mengira Pasukan 08 ini disingkat menjadi PS 08. Sofian pun dengan tawa ringan menjawab, “Kami nggak pernah menyingkat nama Pasukan 08 menjadi PS 08. Kami tetap Pasukan 08—pasukan yang kemarin berjuang bersama rakyat Sulut untuk Pilpres 2024. Dan yang perlu dicatat, Ketua DPD Pasukan 08 Sulut adalah saya, Sofian Malonda, dan Ketua Umum kami adalah Arfian.”
Jadi, kalau ada yang mengaku-ngaku PS 08 sama dengan Pasukan 08, mending dicek lagi ke absensi, jangan-jangan itu pasukan bayangan! Ini bukan soal singkatan, tapi soal prinsip. Pasukan 08 punya sikap tegas dalam memilih dukungan, dan prinsip itu nggak bisa dibeli dengan uang receh.

Sindiran Tajam: Relawan Transaksional, Ingat!
Di tengah tensi politik yang memanas, Frendy Wongkar Sekjen Pasukan 08 yang berasal dari Sulut juga menyentil beberapa kelompok relawan yang katanya berjuang, tapi malah lebih mirip pedagang di pasar. “Kita harus sejalan dengan kepentingan rakyat, bukan kepentingan golongan atau isi dompet,” tegas Frendy Wongkar. “Sayangnya, ada relawan yang justru lebih memilih calon kepala daerah yang bisa nyawer lebih besar ketimbang yang benar-benar mau kerja untuk rakyat.”
Sindirannya jelas, tapi tetap disampaikan dengan senyum khas ala Gareng Petruk. Sofian sebagai Ketua DPD Pasukan 08 Sulut juga mengingatkan bahwa politik bukan pasar malam di mana dukungan bisa dibeli dan dijual. “Masa depan Sulut tidak bisa ditentukan oleh amplop. Kalau memilih calon hanya karena bayarannya besar, ya… siap-siap saja nanti kecewa. Amplop habis, janji tinggal janji.”
Pasukan 08: Segaris Dengan Rakyat
Pasukan 08 dikenal dengan militansinya, tetapi bukan karena uang, melainkan karena kesadaran dan kecintaan terhadap tanah air. Arfian, Ketua Umum Pasukan 08, selalu menekankan pentingnya berjuang bersama rakyat, bukan di atas rakyat. Frendy Wongkar pun menegaskan hal ini. “Kita ini pasukan rakyat. Kalau ada yang berharap Pasukan 08 bisa dibeli, mereka salah besar. Kami tetap di garis lurus, yaitu mendukung yang terbaik, yang mampu dan berkomitmen untuk masyarakat Sulut.”
Pasukan 08 Sulut akan memilih calon pemimpin berdasarkan rekam jejak, komitmen, dan integritas. Kalau ada yang berharap bisa melobi dengan transaksi politik, mungkin lebih baik mereka ganti rute dan cari dukungan di tempat lain.
Politik Uang vs Kepentingan Rakyat
Tentu saja, sindiran untuk mereka yang hanya sibuk dengan politik transaksional terus dilontarkan. “Relawan yang nyari cuan, bukan nyari pemimpin, itu bukan relawan. Itu pedagang,” ujar Sofian. “Mereka mungkin bisa meraih kemenangan dengan cara itu, tapi yang pasti mereka tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan rakyat. Karena rakyat Sulut itu pintar, mereka tahu mana yang benar-benar berjuang dan mana yang hanya berpura-pura.”
Dalam situasi politik yang kian panas, Pasukan 08 tetap berkomitmen pada integritas dan visi rakyat. “Kami tidak akan membiarkan masa depan Sulut dipermainkan oleh transaksi. Ingat, kepentingan rakyat selalu di atas kepentingan golongan,” pungkas Sofian.

Kesimpulan: Pilih Pemimpin Bukan Karena Uang, Tapi Karena Hati
Dengan semakin dekatnya pemilihan, persaingan politik di Sulut mungkin akan makin ketat. Tapi satu hal yang jelas, Pasukan 08 di bawah kepemimpinan Sofian Malonda dan arahan Arfian akan tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa pemimpin harus dipilih karena hati, bukan amplop. Jadi, buat para calon kepala daerah yang merasa bisa beli dukungan, mungkin lebih baik cek saldo dulu. Karena di Pasukan 08, uang bukanlah mata uang politik kami—kepercayaan rakyatlah yang utama.
Harian Nasional Gareng Petruk
“Berita cerdas, penuh humor, sindiran tajam, tapi tetap menyenangkan!”