Jember (garengpetruk.com) – 16 Mei 2025
Papan reklame itu ibarat mantan: kalau sudah rapuh tapi masih dipajang, tinggal nunggu waktu buat ambrukin harapan. Itulah yang terjadi di pojok alun-alun Rambipuji, Jember, ketika salah satu papan reklame bagian atas tiba-tiba patah saat hujan dan angin yang… yaa, anginnya sih gak seheboh gosip ibu-ibu komplek, tapi cukup bikin papan reklame nyerah sama nasib.
Kejadiannya sekitar pukul 15.00 WIB, tepat di Jl. Gajah Mada 124, Desa Curahancar, Kecamatan Rambipuji. “Pas hujan, angin lewat, eh… ndilalah bagian atas papan reklame itu patah! Untung belum sempat nyundul kepala orang,” ujar Musa Wibowo, Ketua Destana Rambipuji, sambil mengelus dada—entah karena syok atau masuk angin.
Hebatnya, papan reklame yang patah itu masih sempat “nggandol” alias bersandar manja ke kabel Telkom dan PJU (Penerangan Jalan Umum). Tapi ya itu, kabel PJU-nya malah putus dan lampu mati. Jadi kalau malam hari, pojok alun-alun itu lebih horor dari sinetron jam tujuh malam.
Kata Musa, “Kemungkinan besar karena besinya sudah keropos, Mas. Kayak hubungan yang kelamaan LDR, rapuh kalau gak dirawat.” Kami semua manggut-manggut, tersentuh dan terhibur.
Untunglah, dalam waktu cepat, para pahlawan tanpa pelindung dada (karena pakai jas hujan), yakni tim Destana, Kades Rambipuji, Muspika, PLN, dan Camat Rambipuji langsung meluncur ke lokasi. Bapak Camat, Djoni Nurtjahyanto, SH, bahkan langsung turun tangan meski hujan masih merengek-rengek.

“Alhamdulillah tidak ada korban. Ini semua berkat kabel Telkom dan lampu PJU yang secara tidak resmi menjadi pahlawan hari ini,” ucap Pak Camat sambil menegaskan bahwa tim rekanan penyewa reklame juga sudah dikontak dan dalam perjalanan untuk melakukan perbaikan—bahkan meski harus lembur sampai malam.
Sementara itu, dari pihak penyewa reklame, Mas Bagus datang ke lokasi dengan wajah setengah panik, setengah kehujanan. “Begitu dapat kabar, kami langsung meluncur. Rekanan sedang OTW dan targetnya malam ini tuntas,” ujar Bagus, sambil memastikan promosi iklan yang tersisa tidak ikut patah semangat.
Sebagai penutup, Musa menegaskan agar pihak penyewa dan dinas terkait bisa melakukan pengecekan rutin. “Jangan nunggu ambruk baru bertindak. Ini bukan sinetron, Bro! Ini nyawa orang!” katanya dengan semangat membara seperti mie instan yang kelamaan direbus.

—
Catatan Redaksi Gareng Petruk: Reklame itu harus kuat, bukan cuma fisiknya, tapi juga tanggung jawab moralnya. Jangan sampai yang dipromosikan kuat-kuat, eh tiangnya rapuh. Pemerintah dan pemilik papan reklame wajib belajar: kalau cinta bisa patah karena tidak dijaga, apalagi tiang reklame!
Dan untuk warga: kalau lewat bawah papan reklame, usahakan jangan sambil galau. Sudah nasib patah hati, jangan sampai ditambah resiko ketiban papan!
Salam kritis, nyeleneh tapi tetap waras.
– Redaksi Gareng Petruk
















