Cirebon – Menjelang Pilkada Serentak 2024, Kabupaten Cirebon ternyata punya cara unik untuk meredam tensi politik: ngumpulin semua Kyai, Ulama, dan Forkopimda dalam sebuah silaturahmi kamtibmas. Di Aula Pesat Gatra, Rabu (25/9/2024), suasana jadi penuh hikmah dan doa-doa, tapi jangan salah, ini bukan sekadar kumpul ngopi biasa, melainkan upaya serius untuk menjaga daerah tetap adem-ayem.
“Dai Kamtibmas, Juru Damai dalam Pakaian Religi”
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, S.I.K., S.H., M.H., tampil dengan gaya santai namun tetap tegas. Di hadapan para Kyai dan Ulama se-Kabupaten Cirebon, beliau menyampaikan pesan yang begitu mendalam: “Jangan sampai Pilkada bikin situasi panas, kita butuh daerah yang sejuk, aman, dan damai. Mohon doa dan dukungan dari para Kyai dan Ulama untuk bantu kami jaga kondusifitas.”

Sambil tersenyum, beliau menambahkan, “Alhamdulillah, kita punya Dai Kamtibmas yang siap sampaikan pesan-pesan damai di tengah masyarakat.” Ya, para Dai ini memang bukan hanya pandai ceramah agama, tapi juga jago bawa pesan keamanan dan ketertiban. Kayaknya inilah strategi unik Polresta Cirebon: dakwah dan kamtibmas, dua dalam satu paket!
“Tahap Kampanye: Jangan Sampai Kebobolan Black Campaign”
Dengan tahapan kampanye yang mulai panas, Kapolresta mengingatkan bahwa banyak hal bisa terjadi. “Hoaks, ujaran kebencian, dan kampanye hitam sudah biasa jadi senjata. Tapi di sini, di Cirebon, jangan sampai itu terjadi!” ujar Sumarni. Nada suaranya tegas, namun tetap ada canda terselip. Seolah mengatakan, “Awas lho, yang nyebar hoaks bakal diciduk Dai Kamtibmas!”
Di tengah obrolan serius itu, para ulama tampak setuju dan mendukung. Ya, siapa sih yang gak mau daerahnya adem, damai, dan bebas dari serangan kampanye kotor?
“Cooling System: Jangan Sampai Kepala Panas, Batin Juga Ikut Mendidih”
Selain mengandalkan Dai Kamtibmas, ada juga yang disebut Kapolresta sebagai “Cooling System”. Dalam bahasa sederhana, ini adalah langkah preventif untuk menjaga suhu politik tetap stabil. “Ini bukan soal AC ya, tapi soal hati yang adem,” kata salah satu peserta sambil tertawa. Ternyata benar, menjaga situasi tetap sejuk itu seperti merawat AC: perlu pemeliharaan, perlu perhatian.

Cooling system ini bukan cuma teknis, tapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dari Kyai, Ulama, hingga ibu-ibu PKK, semua diminta ikut menjaga stabilitas daerah. Karena Pilkada, katanya, bukan ajang untuk bikin rusuh, tapi pesta demokrasi—ya pesta, harusnya penuh sukacita, bukan ketegangan.
“Pilkada Amanah, Pemimpin Amanah”
Yang menarik dari acara silaturahmi ini, semua bicara soal keinginan melahirkan pemimpin yang amanah. Mungkin di sinilah harapan tersembunyi para ulama: agar Pilkada bukan cuma soal adu strategi politik, tapi soal memilih pemimpin yang betul-betul peduli dengan rakyat.
Kapolresta menutup dengan ajakan yang simpel namun kuat, “Mari kita sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan aman, nyaman, dan damai. Bukan cuma demi keamanan, tapi demi kebaikan kita semua.”
Sindiran Harian Gareng Petruk: Jangan Sampai Amanah Jadi ‘Aman-ada’
Petruk yang duduk santai di warung kopi dekat kantor Polresta langsung menyambar, “Ng, kalau mereka ngomong amanah, kita doakan calon pemimpin daerah betul-betul amanah ya, jangan sampai berubah jadi ‘aman-ada’. Tau kan, amanahnya ada, tapi gak kelihatan dijalankan.” Gareng pun ikut menimpali, “Bener, Ng! Kita udah sering denger soal janji-janji, tapi yang kita butuh itu realisasinya. Kalau pemimpinnya cuma jago pidato, tapi giliran kerja lelet, bahaya juga buat rakyat.”
Dengan obrolan ringan namun penuh makna, Gareng dan Petruk mengajak kita semua untuk ikut mengawasi dan memilih dengan bijak. Karena, Pilkada bukan cuma soal suara di TPS, tapi juga masa depan yang kita pertaruhkan. Jangan sampai kita tertipu janji, ya!

Penutup: Rakyat Cerdas, Pemilu Berkualitas
Jadi, jelang Pilkada Serentak 2024, Cirebon tak hanya mempersiapkan diri secara fisik, tapi juga spiritual. Ulama, Kyai, dan Dai Kamtibmas akan terus turun ke masyarakat untuk menjaga suasana tetap damai. Dan di tengah hiruk-pikuk kampanye, mari kita jaga agar suhu politik tetap sejuk—baik kepala maupun hati. Karena, Pilkada yang aman dan damai akan melahirkan pemimpin yang bisa diandalkan. Kalau tidak, ya siap-siap saja kita terjebak dalam janji-janji ‘aman-ada’ yang tak pernah nyata.
Liputan oleh : Indralala
















