• Berita Nasional
  • Berita Internasional
  • Berita Daerah
  • Berita Hukum
  • Berita Tekhnologi dan Sains
  • Berita Humaniora & Budaya
  • Pojok Opini
Rabu, Oktober 8, 2025
Harian Nasional Gareng Petruk
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Berita Nasional
  • Berita Internasional
  • Berita Daerah
  • Berita Hukum
  • Berita Tekhnologi dan Sains
  • Berita Humaniora & Budaya
  • Pojok Opini
  • Berita Nasional
  • Berita Internasional
  • Berita Daerah
  • Berita Hukum
  • Berita Tekhnologi dan Sains
  • Berita Humaniora & Budaya
  • Pojok Opini
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result

Judul: Bumi Manusia, Bumi yang Masih Penuh Luka – Tapi Tetap Bikin Cinta Oleh: Gareng bin Petruk, Wakil Rakyat yang Tak Pernah Dipilih, tapi Sering Didengar

maisput by maisput
Mei 15, 2025
in Uncategorized
0 0
0
Judul: Bumi Manusia, Bumi yang Masih Penuh Luka – Tapi Tetap Bikin Cinta Oleh: Gareng bin Petruk, Wakil Rakyat yang Tak Pernah Dipilih, tapi Sering Didengar
0
SHARES
1
VIEWS
Bagikan Ke FacebookBagikan Ke XBagikan Ke WhatsappBagikan Ke Google

Bumi Manusia? Oalah, ini bukan bumi tempat kita ngutang di warung terus lupa bayar. Ini novel. Tapi bukan sembarang novel. Ini novel yang bikin pembaca merenung, mikir, sambil garuk-garuk kepala: “Kok ya ngena banget ya?”

 

READ ALSO

Completion Of Jeneponto Wind Farm Accelerated To July

Celebrate Nyepi In True Bali Spirit With A Luxurious Day Of Silence

Bumi Manusia adalah cermin raksasa. Tapi bukan cermin yang bikin wajahmu kelihatan glowing, tapi bikin nuranimu kelihatan bolong. Ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, alias Mbah Pram, penulis yang lebih sering dilarang nulis ketimbang dapat royalti. Tapi justru dari larangan itulah lahir tulisan yang membebaskan pikiran. Ironi? Iya. Indonesia? Banget.

 

 

—

 

Minke: Bukan Cuma Nama, Tapi Tanda Tanya Besar

 

Minke ini bukan tokoh Avengers, tapi dia pahlawan intelektual kelas berat. Seorang pribumi, tapi sekolahnya kayak bule. Ia hidup di dunia yang penuh warna kolonial, tapi juga penuh warna cinta. Nah, ini yang bahaya: kadang kita lebih siap hadapi penjajah ketimbang menghadapi cinta yang beda ras, beda kelas, beda kasta, apalagi beda password Wi-Fi.

 

Minke jatuh cinta pada Annelies, gadis blasteran yang bikin hidupnya campur aduk. Dan dari situ, Pram nggak cuma kasih kita kisah asmara, tapi juga kisah amarah: bagaimana cinta pun bisa jadi korban politik dan hukum kolonial yang lebih sadis dari aturan jam malam komplek.

 

 

—

 

Kolonialisme: Dulu Bule, Sekarang Bule Berjas Lebih Halus

 

Melalui novel ini, Pram seperti berkata: “Hei, lihatlah… bangsa ini pernah dihancurkan bukan cuma oleh peluru, tapi oleh narasi.” Orang Jawa diajar minder jadi pribumi. Orang Indonesia diajak bangga jadi jongos. Lha kok ya sekarang, udah merdeka pun, masih banyak yang bangga belanja pakai bahasa Inggris biar dibilang keren. “Sorry, I can’t. I’m meeting client.” Padahal cuma mau ngopi di angkringan.

 

Kolonialisme gaya lama boleh sudah usai, tapi kolonialisme gaya baru? Masih ada. Lewat sistem. Lewat mental. Lewat konten TikTok yang lebih sering joget ketimbang mikir. Pram ngajarin kita: kalau gak bisa melawan dengan senjata, lawanlah dengan kata-kata. Tapi tolong ya, jangan pake capslock semua.

 

 

—

 

Annelies: Bukan Cinderella, tapi Cermin Derita

 

Jangan salah. Tokoh cewek di Bumi Manusia bukan pelengkap penderitaan. Annelies bukan cuma “gadis cantik yang ditindas.” Dia adalah metafora betapa perempuan sering dijadikan objek — baik oleh kolonial, patriarki, bahkan cinta. Dia ada untuk menunjukkan bahwa revolusi sejati tidak bisa cuma membebaskan laki-laki. Kalau perempuan masih terkungkung, itu bukan revolusi, itu sekadar ganti bendera.

 

 

—

 

Pramoedya: Menulis dari Penjara, Menggetarkan Dunia

 

Kita harus ingat, Pramoedya menulis novel ini bukan di café Instagramable, bukan juga di co-working space ber-AC. Tapi di Pulau Buru. Penjara. Tanpa mesin tik. Hanya dengan suara, disampaikan ke kawan-kawan tahanannya. Bayangin, bro! Kita nulis skripsi aja ngeluh terus, padahal tinggal copy-paste dari jurnal. Pram? Nulis dengan ingatan dan semangat hidup.

 

Maka tidak heran jika setiap kalimatnya bukan sekadar narasi, tapi darah. Bukan sekadar cerita, tapi perlawanan. Dan sampai hari ini, meski bukunya sudah diterjemahkan ke banyak bahasa, Indonesia sendiri masih suka gemeteran kalau dengar nama Pramoedya.

 

 

—

 

Apa Pengaruhnya ke Dunia? Banyak. Tapi ke Kita? Harusnya Lebih Banyak Lagi

 

Bumi Manusia telah dibaca oleh banyak orang di dunia, tapi sayangnya… di negeri sendiri, masih banyak yang lebih hapal lirik lagu “Hewan Apa yang Suka Nyanyi?” daripada kutipan Minke tentang harga diri. Novel ini seharusnya jadi bahan renungan nasional: bahwa merdeka itu bukan soal bendera naik, tapi soal pikiran yang tak lagi dijajah.

 

 

—

 

Penutup ala Petruk:

 

Bumi Manusia itu bukan novel biasa. Ini kitab perlawanan. Ini puisi panjang yang ditulis dengan air mata dan bara api. Ini pengingat, bahwa kemerdekaan bukan hadiah, tapi hasil dari mencintai dengan akal, dan berpikir dengan hati.

 

Kalau kamu belum baca, baca. Kalau sudah baca, baca lagi.

Dan kalau setelah baca kamu masih cuek dengan nasib bangsamu sendiri,

berarti kamu butuh satu lagi:

Novel kehidupan, judulnya: “Bangun, Woy!”

 

 

—

 

Gareng Petruk, tak bisa menulis sehebat Pram, tapi bisa mengganggu tidurmu dengan pertanyaan:

“Sudahkah kau merdeka hari ini, atau hanya sibuk terlihat merdeka di Instagram?”

 

#BumiManusia #GarengPetrukNgopiBarengPram #MerdekaTapiMalesMikir

Post Views: 175

Related Posts

Uncategorized

Completion Of Jeneponto Wind Farm Accelerated To July

Juli 24, 2025
Uncategorized

Celebrate Nyepi In True Bali Spirit With A Luxurious Day Of Silence

Juli 22, 2025
Uncategorized

NASA Astronauts Install High-Definition Cameras During Spacewalk

Juli 15, 2025
Ilustrasi gambar oleh Gareng Petruk
Uncategorized

HORE! PEMUTIHAN PAJAK DIPERPANJANG: Gareng dan Petruk Ikut Senang, Meskipun Motor Mereka Masih Kredit!

Juni 28, 2025
Generasi Milenial dan Tantangan Memiliki Rumah: Memerangi Beban Struktural dengan Solusi Inklusif
Uncategorized

Generasi Milenial dan Tantangan Memiliki Rumah: Memerangi Beban Struktural dengan Solusi Inklusif

Juni 11, 2025
Judul: Sekolah Rakyat? Wah, Miskin Boleh, Bodoh Jangan!
Uncategorized

Judul: Sekolah Rakyat? Wah, Miskin Boleh, Bodoh Jangan!

Mei 16, 2025
Next Post
Judul: Sekolah Rakyat? Wah, Miskin Boleh, Bodoh Jangan!

Judul: Sekolah Rakyat? Wah, Miskin Boleh, Bodoh Jangan!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Foto : Kolonel Laut (K) dr.R. Rukma Juslim, Sp.JP., FIHA. Wakamed RSPAL dr. Ramelan Surabaya.

RSAL Ramelan Surabaya Guncang Dunia Medis: “Thrombectomy” Jadi Jurus Pamungkas Kalahkan Penyakit Jantung Tanpa Pasang Ring!

Juli 20, 2025
Jonggol Segera Punya Jalan Tol Rp15,37 Triliun: Warga Siap-Siap!

Jonggol Segera Punya Jalan Tol Rp15,37 Triliun: Warga Siap-Siap!

Oktober 4, 2024
Organ Tubuh: Saksi Bisu yang Mengungkap Kebenaran

Organ Tubuh: Saksi Bisu yang Mengungkap Kebenaran

April 30, 2025
7 Lokasi Wisata Di Sukamakmur Puncak Dua Bogor Yang Wajib Kamu Kunjungi Bareng Keluarga

7 Lokasi Wisata Di Sukamakmur Puncak Dua Bogor Yang Wajib Kamu Kunjungi Bareng Keluarga

November 29, 2024
Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur

Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur

September 21, 2025

EDITOR'S PICK

Kirab Latsitarda di Cilegon: Parade Taruna, Semangat Bangsa, dan Jalanan Macet Berkah!

Kirab Latsitarda di Cilegon: Parade Taruna, Semangat Bangsa, dan Jalanan Macet Berkah!

Juni 8, 2025
Panca Fest 2025: Modifikasi Motor, Gaya Sultan, Hati Rakyat

Panca Fest 2025: Modifikasi Motor, Gaya Sultan, Hati Rakyat

Juni 16, 2025
Penutupan KKN Mahasiswa Al Musdariyah Cimahi di Desa Cihampelas: Pendidikan, Solidaritas, dan Keakraban Warga

Penutupan KKN Mahasiswa Al Musdariyah Cimahi di Desa Cihampelas: Pendidikan, Solidaritas, dan Keakraban Warga

Februari 22, 2025
“PENGUKUHAN DPW ORMAS PASUKAN 08 KABUPATEN JEMBER”

“PENGUKUHAN DPW ORMAS PASUKAN 08 KABUPATEN JEMBER”

Maret 25, 2025

Tentang GarengPetruk.com

Harian Nasional Gareng Petruk

“Harian Nasional Gareng Petruk – berita tajam, jujur, dan kritis, disampaikan dengan humor segar ala warung kopi.”

Follow us

Kategori

Recent Posts

  • Khofifah Buka Job Fair 2025, Sambil Nyolek Luka Tragedi Ponpes Al Khoziny
  • Monumen Pers Siap Jadi Lokasi Pengukuhan Pengurus PWI Pusat 2025–2030
  • Berita Duka Rakyat Bumi Sultan – Bogor Timur
  • DPRD Kota Batu Mau Bangun Gedung Baru 70 Miliar: Rakyat Bingung, “Itu Gedung apa Disneyland?”
  • Jurnalis Gareng Petruk
  • Redaksi Harian Nasional Gareng Petruk
  • Pedoman Media Siber

© 2023 GarengPetruk.com - Portal Berita Nasional Ahliaiti.

No Result
View All Result
  • Beranda Rakyat Jelata
  • Tentang Gareng Petruk
    • Jurnalis Gareng Petruk
    • Pedoman Media Siber
    • Kode Etik Jurnalis Gareng Petruk
  • Merchandise
  • Indeks
  • Redaksi Harian Nasional Gareng Petruk
  • Login
    • Account
    • Dashboard
    • Edit

© 2023 GarengPetruk.com - Portal Berita Nasional Ahliaiti.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In