Bogor, garengpetrukcom – Dalam suasana yang katanya adem kayak AC 16 derajat tapi penuh semangat kayak es teh manis pas buka puasa, rombongan Himpunan Humas Hotel (H3) Bogor datengin markas besar para pendekar tinta: Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor, Senin (19/5/2025).
Bukan buat pesan kamar, bukan juga mau resepsi nikah, tapi ini murni silaturahmi—ya walau ada bau-bau kolaborasi tipis-tipis. Lokasinya di Jalan Tirto Adhi Soerjo No. 4, Tanah Sareal, Bogor. Kedatangan para pejuang perhotelan ini disambut hangat, padahal hujan gerimis, oleh Ketua PWI Kota Bogor, Herman Indrabudi beserta pasukannya.
Antara Bantal Hotel dan Kertas Berita
Delia Oktaviani Malnovine, Ketua H3B—yang juga jago branding dari The Botanica Sanctuary & Pesona Alam Resort—mengaku bahwa misi mereka bukan sekadar ngobrol-ngobrol cantik sambil ngopi. Tapi pengen ngebangun jembatan komunikasi, bukan jembatan timbang, antara insan hotel dengan insan pers.
“Kami percaya, sinergi humas dan media itu penting. Kalo hotel punya tempat tidur empuk, media punya kata-kata tajam yang bisa jadi bantal atau juga belati,” kata Delia sambil senyum manis tapi penuh makna, semacam kue bolu yang ada cabainya.
PWI: Siap Kolaborasi, Asal Jangan Cuma Janji Manis
Ketua PWI Kota Bogor, Bang Herman, gak mau kalah diplomatis. “Kita terbuka buat kolaborasi. Apalagi kalau urusannya buat majukan Bogor, khususnya wisata dan hotel. Tapi ya jangan cuma seremonial, habis foto-foto lupa follow-up,” katanya sambil sesekali lirak-lirik ke kamera wartawan.
Obrolan pun mengalir, dari soal okupansi hotel yang katanya kayak sinyal WiFi di gunung—kadang kenceng, kadang ilang—sampai ke masalah efisiensi dan tantangan zaman now. Termasuk persaingan ketat antar hotel, makin mirip audisi boyband, semua pengen tampil paling kece.
Hotel, Wartawan, dan Masa Depan Pariwisata: Semuanya Butuh ‘Chemistry’
Dalam suasana hangat yang hampir setara dengan welcome drink di lobby hotel, para humas hotel dari Aston, Royal Tulip, The Sahira, Bigland, sampai Alana hadir membawa senyum dan semangat kolaboratif. Semuanya sepakat, pariwisata Bogor harus naik kelas—asal jangan cuma naik harga tapi turun pelayanan.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan cinderamata. Karena, apa artinya pertemuan tanpa kenang-kenangan? Sama seperti konferensi pers tanpa konsumsi, rasanya hambar, Bung!
Catatan Gareng & Petruk: Semoga ini bukan cuma silaturahmi sekali doang kayak mantan yang bilang “kita tetap temenan ya.” Tapi jadi awal dari kerja nyata. Hotel butuh publikasi, media butuh informasi, rakyat butuh transparansi, dan Gareng Petruk cuma butuh parkir gratis kalau liputan.
Sampai ketemu di kolaborasi selanjutnya. Ingat, kritik itu bukan musuh, asal disampaikan dengan cinta dan disambut dengan logika, bukan luka!
(etw/garengpetrukcom)