Gareng dan Petruk, dua tokoh yang selalu penuh cerita dan kelucuan, kali ini harus berhadapan dengan sesuatu yang tak kalah bikin tegang: rumah sakit! Ceritanya, si Gareng merasa nggak enak badan. “Aduh, ini kepala cenut-cenut, perut mual-mual, mungkin karena kebanyakan mikir tagihan listrik sama minyak goreng naik!” kata Gareng, sambil pegang dahi yang makin lama makin panas.
Petruk, dengan bijaknya (meski sering kali lebih bijak dalam hal makan gratis), langsung ajak Gareng periksa ke rumah sakit. “Wis, Gareng, ora usah mikir aneh-aneh, kita periksa aja dulu. Cepet sembuh, kan kita bisa lanjut lagi mikirin harga-harga yang mencekik!” ujar Petruk.
Sampai di rumah sakit, suster dengan senyum manis langsung menyambut mereka. “Selamat pagi, Pak, mari periksa dulu!” Sambil dicek sana-sini, Gareng makin keringetan. Bukan karena takut jarum suntik, tapi karena bayangan tagihan rumah sakit yang kayaknya bakal setinggi gunung!
“Suntik, Mengernyit, Tagihan Mencubit!”
Tiba-tiba, Gareng disuntik oleh suster yang ramah tadi. “Aduh, panas banget nih, Mbak Suster, lebih panas dari harga cabai di pasar!” celetuk Gareng sambil mengernyit. Petruk yang duduk di sebelahnya cuma mesam-mesem. “Wis, tahan dulu, Ren. Tenang, ini baru awal!”
Setelah suntik, Gareng mulai tenang, badannya berangsur pulih. Tapi, nggak lama, mereka dipanggil ke kasir. Nah, ini dia momen yang ditakutkan Gareng dari tadi. Pas lihat tagihan, dahi Gareng lebih mengernyit lagi. Kali ini bukan karena suntikan, tapi angka di layar kasir yang berderet macam nomor togel!
“Pak, totalnya segini,” kata petugas kasir sambil senyum lebar. Angka di layar bikin Gareng dan Petruk saling pandang. “Masya Allah, tagihannya ber-digit-digit!” seru Gareng. “Ini rumah sakit apa lelang berlian?!”
Petruk, yang dari tadi mencoba tenang, akhirnya angkat bicara. “Wis, Gareng, percaya diri aja. Bayar mandiri, kan kita nggak mau ribet sama asuransi yang belit-belit. Sakit sembuh, dompet yang sakit!” mereka tertawa getir bersama.
“Pesan Moral: Jangan Sakit, Apalagi Kalau Dompet Tipis!”
Akhirnya, Gareng dan Petruk pulang dengan berbagai macam pelajaran hidup. “Nek kowe sehat, jaga terus kesehatane, jangan sampai kena jarum suntik atau tagihan yang bikin dahi mengernyit lagi!” pesan Gareng kepada rakyat jelata di kampungnya.
Petruk, yang lebih kalem, menambahkan, “Bener, kalau bisa jangan sakit. Rumah sakit sekarang mencekik, bro! Mau periksa aja bisa bikin kita kepikiran berhari-hari gara-gara biayanya. Jadi, jaga kesehatan, tapi yang paling penting, jaga dompet!”
Dari kisah Gareng dan Petruk kali ini, kita diingatkan bahwa kesehatan itu penting, tapi dompet juga harus siap. Sebab, di era sekarang, biaya rumah sakit udah kayak tiket pesawat ke luar negeri – mahalnya minta ampun! Jadi, jangan lupa makan sehat, olahraga, dan yang paling penting, banyakin doa biar nggak perlu sering-sering ke rumah sakit.