GARENGPETRUK.COM – Balai Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, mendadak jadi lebih ramai dari biasanya, Rabu siang (29/10). Bukan karena ada dangdutan atau pembagian BLT, tapi karena DPRD Kabupaten Klaten turun tangan menggelar sosialisasi Perda Nomor 4 Tahun 2024 tentang Penanggulangan Penyakit.
Acara ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPRD Klaten, H. Sutarna, yang datang dengan semangat ceramah ala dokter keliling.
“Pola hidup sehat itu bukan cuma slogan di spanduk puskesmas,” katanya sambil tersenyum, “tapi harus jadi kebiasaan.”
🍜 Gula Naik, Ginjal Menjerit, Pikiran Ribet
Dalam sambutannya, Sutarna menyoroti fenomena yang mulai bikin prihatin: anak muda sekarang makin cepat kena penyakit orang tua — diabetes, kolesterol, sampai gagal ginjal.
Bukan karena kutukan, tapi karena kebiasaan makan cepat saji yang lebih sering daripada makan bareng keluarga.
“Kita lihat generasi muda sekarang, baru umur 25 tahun sudah minum obat darah tinggi. Itu bukan nasib, tapi hasil gaya hidup,” ujar Sutarna disambut anggukan serius para ibu-ibu PKK yang sudah hafal nama semua obat di warung.
Ia menegaskan, perda ini bukan cuma tulisan hukum yang disimpan di lemari DPRD, tapi pegangan nyata agar warga bisa hidup sehat tanpa nunggu sakit dulu.
🏃 Ruslan Ingatkan: Sehat Itu Hak, Bukan Bonus
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Klaten, Ir. Ruslan Rosidi, mengingatkan bahwa kesehatan adalah hak dasar warga negara, bukan fasilitas mewah yang hanya bisa dirasakan orang berduit.
“Sehat itu bagian dari kesejahteraan. Dan untuk sejahtera, semua pihak harus bergerak bareng, nggak bisa cuma ngandelin pemerintah,” tegasnya.
🤝 Ngopi Bareng, Bahas Perda
Acara ini dihadiri oleh para anggota Komisi IV lainnya — Indah Rohmawanti, H. Didik Tri Kuncoro, serta Ibu Camat Juwiring dan tokoh masyarakat setempat.
Mereka menyampaikan materi tentang pencegahan penyakit, penanganan dini, hingga peran masyarakat dalam mendukung pelaksanaan perda.
Tapi tentu, seperti khas acara rakyat, sesi paling ramai adalah ngopi bareng setelah sosialisasi.
Di situ, diskusi justru makin hidup.
Dari bahas kandungan gula di teh manis, sampai ide bikin lomba jalan sehat tiap minggu — semua muncul spontan dari warga.
🌿 Gareng dan Petruk Ngomel: “Hidup Sehat Itu Gratis, Tapi Kenapa Susah Banget?”
Gareng yang duduk di pojok balai sambil nyeruput kopi, nyeletuk pelan,
“Lucu juga ya, orang sekarang rela bayar mahal buat obat, tapi pelit buat beli sayur.”
Petruk menimpali sambil terkekeh,
“Iya, bro. Kadang orang baru sadar pentingnya olahraga setelah dokter nyuruh treadmill di rumah sakit.”
Dua sahabat itu sepakat, perda seperti ini penting, asal nggak cuma berhenti di acara seremonial dan foto bareng.
Yang dibutuhkan rakyat adalah pendampingan nyata, bukan hanya papan nama bertuliskan “Kawasan Sehat” yang ujung-ujungnya dipakai parkir motor.
🩹 Harapan Baru: Dari Perda Jadi Gerakan
Sosialisasi Perda Penanggulangan Penyakit ini diharapkan bukan sekadar dokumen hukum yang dibacakan formal, tapi gerakan moral untuk membangun kebiasaan hidup sehat dari desa.
DPRD Klaten berkomitmen untuk terus memantau pelaksanaan perda ini agar benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Karena, seperti kata H. Sutarna,
“Kesehatan itu bukan urusan rumah sakit, tapi urusan bersama — dari meja makan sampai meja rapat.”
GarengPetruk.com
“Berita rakyat jelata, ditulis dengan hati, disajikan dengan logika — kadang juga sedikit banyolan biar nggak stres.”
















