DENDAM (dengan suara tajam):
> “Aku di sini untuk menjaga lukamu.
Jangan kau lupakan sakit itu!
Biarkan amarahmu tetap menyala!”
HATI (lembut tapi bergetar):
> “Tapi aku lelah…
Setiap kau bicara, luka ini terbuka lagi.
Aku ingin tenang.”
JIWA (bijak dan sabar):
> “Dendam, kau hanya janji palsu.
Kau menjanjikan kekuatan,
tapi yang kau berikan hanyalah belenggu.”
DENDAM (mendesak):
> “Tanpaku, kalian akan terluka lagi!
Tanpaku, harga dirimu hilang!”
HATI (menunduk):
> “Benarkah?
Atau justru karena memelukmu, aku tak pernah sembuh?”
JIWA (tersenyum lembut):
> “Kita tidak butuh balas dendam untuk menjadi utuh.
Kita butuh melepaskan, untuk benar-benar bebas.”
(Dendam berteriak, meraung, namun perlahan memudar.
Sementara Hati mulai menghangat, dan Jiwa bersinar lebih terang.)
Akhir dari dialog ini adalah:
Dendam akhirnya pudar.
Hati merasa ringan.
Jiwa melangkah maju, lebih tenang dan damai.















