BOGOR – Nasib memang suka bikin kejutan, tapi kali ini kejutan itu bikin merinding. Seorang warga Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, yang awalnya cuma niat cari rumput buat pakan ternak, malah ‘dapat’ kerangka manusia di Gunung Kendal Kuta Bodas, Kamis (26/9/2024) sore.
Ceritanya begini, warga tersebut sedang asyik-asyiknya ngumpulin rumput di antara pepohonan rindang. Eh, bukannya nemu rumput yang segar, malah ketemu kerangka yang tergeletak begitu saja. Kondisinya? Bagian bawah masih pakai celana pendek dan ada tas belanja warna hijau di sebelahnya. Bayangin, niat cari pakan ternak malah dapat ‘pemandangan’ horor.
“Misteri Kerangka Berbelanja: Siapa Dia?”
Kapolsek Klapanunggal, AKP Silfi Adi Putri, yang dengan tenang menghadapi situasi ini, menjelaskan bahwa evakuasi baru dilakukan keesokan harinya karena akses menuju lokasi cukup sulit, ditambah hujan deras bikin jalanan makin licin. Jadi, meski kerangka ditemukan Kamis sore, polisi baru bisa sampai ke lokasi paginya.

Menurut AKP Silfi, kerangka tersebut diduga berjenis kelamin laki-laki. Namun, identitasnya masih menjadi misteri. “Saat ini, kerangka sudah dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk identifikasi lebih lanjut,” ujarnya.
“Pencari Rumput atau Detektif?”
Kalau kita pikir-pikir, warga pencari rumput ini sebenarnya tanpa sengaja udah kayak detektif amatir. Berangkat ke hutan dengan sabit di tangan, pulang membawa misteri. Sekarang tinggal tugas polisi dan para ahli forensik untuk menguak siapa sebenarnya kerangka ini, dan yang lebih penting lagi, bagaimana bisa dia berakhir di tengah hutan dengan tas belanja hijau. Apa ini kisah malang seorang petualang yang tersesat, atau ada cerita lain yang lebih kelam?
“Kenapa Hutan Selalu Jadi Saksi Bisu?”
Ya, sepertinya hutan selalu punya cerita sendiri. Dari zaman Gareng kecil sampai sekarang, udah sering kita dengar cerita orang hilang di hutan. Hutan, dengan segala keindahan dan misterinya, sering jadi lokasi penemuan mengejutkan. Dan kali ini, hutan di Gunung Kendal Kuta Bodas kembali mempersembahkan misterinya.
Petruk sambil nyengir berkomentar, “Gini, kan, jadi dilema. Satu sisi, kita butuh hutan buat cari rumput. Tapi di sisi lain, hutan juga sering jadi tempat yang menyeramkan. Yah, untung aja saya petani rumahan, rumput cukup ambil dari halaman!”
Gareng, yang ikut nimbrung sambil makan pisang, ikut menimpali, “Jadi kalau ke hutan, bawa GPS, peta, atau sekalian bawa detektif, biar kalau ada misteri lagi, bisa cepat terungkap!”
“Akhirnya, Warga Cuma Mau Rumput, Bukan Misteri”
Cerita ini mengingatkan kita betapa sering hidup menghadirkan hal tak terduga. Warga Klapanunggal cuma mau rumput buat ternak mereka, bukan sebuah drama kriminal. Namun, inilah kehidupan—kadang yang kita temukan bukan yang kita cari.

Semoga misteri kerangka ini segera terungkap, dan siapa pun dia, bisa mendapatkan keadilan. Di sisi lain, buat para pencari rumput, mungkin sesekali perlu dicek ulang apa yang kalian temukan di hutan. Siapa tahu, rumput yang kalian cari menyimpan lebih banyak cerita dari yang kalian bayangkan.
Harian Gareng Petruk: “Rumput Jadi Misteri, Hutan Masih Punya Cerita. Kalau Cari Rumput, Pastikan Cuma Rumput yang Ditemukan!”
Diliput oleh : Mahar Aulia