KLATEN, GARENG PETRUK NEWS – Di saat banyak orang mendekati pensiun udah mulai menghitung hari menuju rebahan abadi di kursi goyang, para tokoh IPPK Klaten justru malah tancap gas kayak anak muda habis minum kopi tiga gelas.
Mereka membuktikan bahwa rambut boleh memutih, tapi semangat tetap merah menyala—mirip lampu indikator bensin pas tanggal tua.
Itu yang bikin Anggota DPD RI sekaligus Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr. H. Muhdi, SH. M.Hum, manggut-manggut kagum saat hadir di acara HUT ke-52 IPPK Klaten di Pendopo Pemkab Klaten, Sabtu siang (26/7).
“Saya sungguh mengapresiasi IPPK Klaten. Di usia purna, mereka masih meneguhkan hati untuk terus berkarya dan berbakti. Ini luar biasa!” ucap Pak Muhdi sambil melirik kalender pensiunnya sendiri.
Pensiunan Anti Nglokro!
Pak Muhdi bahkan nyeletuk lucu, “Biasanya orang mendekati pensiun itu udah mulai nglokro, duduk-duduk sambil ngitung cucu. Tapi IPPK Klaten malah kayak nemu charger 100 watt!”
Bayangkan, bukan cuma ngurusin urusan pendidikan, para sesepuh ini juga rajin menyentuh urusan kesehatan masyarakat. Lah wong yang muda-muda aja kadang baru ingat puskesmas pas tenggorokan udah mirip jalan rusak.
IPPK: Dari Ngajari Anak Sekolah, Sampai Ngelus Dada Lihat Kurikulum
Bukan cuma berorganisasi, IPPK Klaten juga aktif ngasih petuah sosial, saran pendidikan, bahkan masukan soal kebudayaan. Cocok banget buat dijadikan penasihat spiritual plus edukatif. Kalau pemerintah daerah mau dengerin, bisa jadi ini kunci surga dunia pendidikan.
“Saya yakin mereka ini tokoh-tokoh masyarakat. Ucapannya itu lho, ditunggu warga. Bukan kayak notifikasi grup WA RT yang isinya cuma undangan kerja bakti,” kata Muhdi, sambil berharap IPPK bisa terus bersinergi dengan pemerintah.
Gareng Komentar, Petruk Ngangguk
Gareng yang denger pidato Pak Muhdi langsung bilang, “Wah, ini baru pensiunan yang enggak pensiun dari kemanfaatan.”
Petruk ngangguk sambil nyeletuk, “Kalau semua pensiunan kayak gini, negara ini bisa lebih adem dari kipas angin di musala.”
Pemerintah, Yuk Melek!
Pak Muhdi juga ngode ke pemerintah buat ngopeni IPPK Klaten. Karena menurutnya, kegiatan mereka butuh sokongan dana, bukan cuma tepuk tangan dan undangan makan prasmanan.
“Kalau IPPK ini dikasih ruang dan didukung, saya yakin mereka bisa bantu pemerintah. Bukan ngerecoki, tapi ngasih solusi,” tegasnya.

Penutup Versi Gareng-Petruk
Nah, dari cerita ini kita belajar: jadi tua itu pasti, tapi jadi tua yang terus berkarya itu pilihan. IPPK Klaten memilih jalan ninja yang mulia: tetap setia pada pendidikan dan budaya, meskipun dompet pensiunan kadang tipis kayak kerupuk.
Jadi, mari kita beri hormat pada para guru dan pejuang budaya yang terus menyalakan lilin di tengah zaman yang sering mati lampu.
Selamat ulang tahun IPPK Klaten ke-52! Semangat panjenengan semua tak lekang oleh usia, tak luntur oleh kebijakan yang kadang bikin pusing!
#IPPKKlaten #PensiunanAktif #GarengPetrukNgabdi #SemangatTanpaBatas #GuruPensiunBukanBerartiDiam #NgopiBarengSesepuh
















