Klaten, Jawa Tengah – Senin siang (17/3/25) yang biasanya adem, tiba-tiba berubah panas. Bukan karena cuaca, tapi karena puluhan warga menggeruduk Gedung DPRD Kabupaten Klaten. Mereka datang bukan untuk studi banding atau ikut rapat paripurna, tapi buat menuntut anggota dewan bernama Triyono agar dicopot dari jabatannya.
Alasannya? Waduh, ternyata Pak Dewan ini bukan cuma sibuk ngurus aspirasi rakyat, tapi juga sibuk “ngurus” istri orang! Parahnya lagi, bukan pertama kali. Dulu pernah kepergok, bikin rumah tangga orang hancur, eh sekarang ulangi lagi. Wajar kalau warga naik darah.
“Wakil Rakyat Kok Wakili yang Begituan?”
Sulistyo, Koordinator Aksi, dengan suara lantang menyuarakan tuntutan mereka. “Kami menuntut Triyono paling tidak disanksi atau dicopot dari jabatannya karena sudah keterlaluan. Dulu sudah pernah sampai menyebabkan perceraian, tapi kok ini diulangi lagi. Apakah seperti ini cocok sebagai wakil rakyat?”
Warga yang hadir pun ikut menyahut, “Wakil rakyat kok malah wakili yang begituan! Ini bukan sinetron, Pak!”

Sulis juga menegaskan bahwa aksi ini murni inisiatif warga yang geram karena kasus ini seperti jalan di tempat. “Kami titip kepada DPRD untuk benar-benar menyelesaikan kasus ini. Jangan dibuat mainan,” katanya.
Dewan Bungkam, Warga Siap Datang Lagi!
Sayangnya, aksi mereka seolah cuma bertepuk sebelah tangan. Tak satu pun perwakilan DPRD terlihat menemui massa. Mungkin lagi sibuk rapat, atau jangan-jangan sibuk cari cara biar kasus ini hilang begitu saja?
Tapi warga nggak kehabisan akal. “Kalau tidak ada jawaban kepastian, kami akan datang lebih banyak lagi. Ini kan karena kami masih menghormati bulan Ramadhan. Kalau tidak ada tanggapan serius, habis Lebaran kita geruduk lagi, rame-rame!” tegas Sulis.
Kasus Perselingkuhan, Ujian Integritas atau Kebal Hukum?
Kasus ini jadi bukti bahwa jabatan bisa bikin orang lupa daratan. Harusnya jadi wakil rakyat, eh malah jadi wakil perusak rumah tangga orang. Yang bikin tambah gregetan, ini bukan pertama kali.
Kalau rakyat biasa yang berbuat begini, paling dikucilkan tetangga, diomongin se-RT, atau kena pasal perzinahan. Tapi kalau anggota dewan? Diam-diam aman?
Harusnya Badan Kehormatan Dewan (BKD) bertindak tegas. Kalau wakil rakyat berperilaku tidak terhormat, ya sudah, mundur saja. Toh, masih banyak rakyat lain yang lebih layak duduk di kursi empuk itu tanpa embel-embel skandal murahan.
Akhir Kata: Dewan atau Drama?
Kisah ini seperti sinetron politik yang membosankan: pejabat berulah, rakyat marah, tapi penyelesaian lama banget. Semoga kali ini ada akhir yang lebih adil.
Jadi, Pak Triyono, masih mau duduk di kursi dewan atau mau duduk termenung mikirin kesalahan? Keputusan ada di tangan DPRD, dan tentu saja, di tangan rakyat yang tak akan tinggal diam.
















