Kabupaten Bombana tengah menjadi sorotan dalam pemilihan kepala daerah tahun ini. Salah satu pasangan calon, Andi Nirwana Sebbu dan Heryanto (nomor urut 2), datang membawa 25 program yang terdengar bombastis. Dari janji pendidikan gratis, kesehatan tanpa biaya, hingga bantuan ekonomi yang melimpah—sekilas terlihat seperti mimpi indah bagi masyarakat. Namun, apakah ini benar-benar solusi atau hanya janji yang akan berakhir menjadi ilusi?

Janji Gratis-Gratis: Menggoda tapi Berisiko
Strategi “gratis-gratis” sering menjadi senjata kampanye yang efektif. Tetapi mari kita berpikir kritis:
Dari Mana Anggarannya?
Bombana bukan daerah dengan anggaran tak terbatas. Janji besar tanpa rencana keuangan yang matang hanya akan membebani anggaran daerah, bahkan berpotensi mengorbankan program-program lain yang lebih penting.
Gratis Bukan Berarti Berkualitas
Dalam sejarah kampanye serupa, program gratis sering kali diikuti dengan layanan yang buruk, seperti obat-obatan habis, fasilitas pendidikan tak memadai, atau bantuan ekonomi yang tidak tepat sasaran.
Efek Domino pada Masyarakat
Program gratis yang tidak dikelola dengan baik dapat menciptakan ketergantungan, melemahkan daya juang masyarakat, dan akhirnya hanya menjadi alat politik tanpa dampak jangka panjang.
Kritik untuk Pasangan Andi Nirwana-Heryanto
Sebagai calon pemimpin, pasangan ini seharusnya memprioritaskan program-program yang realistis, terukur, dan berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat. Namun, jika hanya menawarkan “janji manis” yang tak jelas implementasinya, masyarakat Bombana berhak mempertanyakan:
Apakah 25 program tersebut sudah memiliki peta jalan yang konkret?
Apakah program gratis ini hanya gimmick politik untuk meraup suara?
Apakah program ini benar-benar memperhitungkan kondisi ekonomi daerah?
Slogan dan spanduk memang menarik, tetapi rakyat butuh bukti, bukan ilusi.
Pencerahan untuk Masyarakat Bombana
Masyarakat harus cerdas dan tidak mudah terjebak dalam janji-janji yang menggiurkan. Berikut adalah tips agar tidak tertipu:
Tanyakan Sumber Pendanaan: Jika janji terlalu besar, tanyakan bagaimana caranya akan dibiayai.
Telusuri Rekam Jejak: Periksa apakah pasangan calon memiliki riwayat kepemimpinan yang membuktikan mereka mampu mewujudkan janji.
Bandingkan dengan Kandidat Lain: Evaluasi apakah kandidat lain menawarkan program yang lebih realistis dan berdampak nyata.
Lihat Realita: Jangan terbuai oleh kata-kata manis. Evaluasi janji berdasarkan kemampuan daerah.
Kesimpulan
Masa depan Bombana ada di tangan rakyat. Jangan biarkan harapan tergadaikan oleh janji yang tidak pasti. Pemimpin yang baik adalah mereka yang berani jujur, realistis, dan bekerja keras untuk rakyat, bukan mereka yang sekadar berbicara manis di atas panggung kampanye.
Jangan sampai berakhir dengan gigit jari, hidup makin dramatis karena janji bombastis yang hanya jadi puisi di udara. Pilih dengan hati dan pikirkan masa depan dengan cerdas!
