Pepanthan Bareng, Klaten – Hari Sabtu (19/4/2025), suasana Klaten mendadak adem kayak habis hujan deras tapi yang turun bukan air, melainkan berkah spiritual. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pepanthan Bareng resmi berdiri tegak, tidak hanya sebagai bangunan dengan dinding dan salib, tapi sebagai markas besar kerukunan—yang sayangnya, seringkali lebih langka daripada diskon jujur di online shop.
Gong Dipukul, Tapi Bukan Buat Nandain Balapan Liar
Peresmian gereja ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Klaten, Mas Hamenang Wajar Iswoyo, S.I.Kom. Gongnya dipukul, bukan buat tandain rebutan tanah warisan, tapi buat nyetel nada perdamaian. Terdengar satu kali dentang, yang kalau didengarkan baik-baik, artinya adalah: “Ayo rukun, rek.”
Gereja Bukan Cuma Tempat Duduk Rapi dan Nyanyi Syahdu
Menurut Bambang Srihasto, pimpinan gereja yang wajahnya teduh dan kata-katanya kalem seperti lagu pengantar tidur rohani, gereja ini dibangun dengan proses yang “panjang dan teliti”. Ibarat masak rendang, lama tapi nikmat.
“Gereja ini bukan hanya tempat ibadah, tapi rumah untuk tumbuh bareng. Mau spiritual, mau sosial, semua boleh numpang ngerasa damai di sini,” ujar beliau. Gak cuma khutbah dan nyanyi pujian, tapi juga ada kegiatan sosial, pendidikan, dan mungkin juga ruang curhat anti-judgement.
Kritik Tipis: Jangan Sampai Gereja Lebih Ramah Daripada Kantor RW
Yang menarik, gereja ini bukan cuma buat jemaat, tapi buat semua masyarakat. Sebuah tempat di mana kebaikan bisa diseduh tanpa SARA. Sementara di tempat lain, ada gedung megah tapi hatinya sempit. Ada tempat ibadah, tapi pintunya cuma terbuka untuk golongan tertentu. Duh.
Bambang berharap gereja ini bisa jadi sumber inspirasi dan kekuatan—bukan tempat selfie doang buat konten “Sunday Vibes” tanpa makna. “Kami ingin ini jadi tempat berkumpul masyarakat,” katanya. Dan kita setuju, karena kalau tempat ngumpul cuma kafe dan TikTok live, maka dunia ini makin butuh tempat yang bisa menyembuhkan, bukan sekadar menghibur.
Gareng dan Petruk Ngelus Dada Tapi Juga Ngelus Pipi Jemaat
Kami dari garengpetruk.com cuma bisa tepuk tangan—pakai hati. Di tengah zaman ketika orang lebih rajin adu status ketimbang adu doa, hadirnya gereja seperti ini bikin hati adem. Semoga GKJ Pepanthan Bareng bisa terus barengan sama masyarakat, bukan malah bareng sama kepentingan-kepentingan politis.
Kalau gereja bisa jadi rumah untuk semua, maka dunia bisa lebih mirip surga—yang katanya penuh kedamaian, bukan penuh utang dan tetangga kepo.
Selamat untuk warga Klaten, dan selamat juga buat jemaat GKJ. Teruslah jadi terang di tengah gelap, jadi hangat di tengah dingin, dan jadi tempat teduh di tengah timeline yang makin panas.
(Tertanda, SHD – reporter yang sempat kepikiran daftar jadi jemaat cuma karena pengin ngerasain damainya suasana gereja dan wifinya kenceng)
















